Mobil bermerek nasional, EsemÂka, sudah dalam proses perizinan produksi di Kementerian Perindustrian. Pihak PT AdiÂperkasa Cipta Esemka Hero (ACEH) produsen mobil EsÂemka, akhirnya memberiÂkan kejelasan terkait hal ini.
Melalui perwakilannya, Hosea Sanjaya, Managing Director PT ACEH menÂgatakan, mobil Esemka akan masuk produksi pada akhir tahun 2016. Bukan hanya diproduksi, mobil Esemka diyakini juga akan banyak beredar di jalan-jalan IndoÂnesia pada kuartal IV.
“Dalam kuartal IV tahun ini, produk Esemka sudah banyak ditemukan di jalan. Ini karena sudah mulai jalan produksinya di Cileungsi, Bogor,†Hosea Sanjaya, yang juga merupakan PresÂiden Direktur Geely Mobil Indonesia, kemarin.
Hosea melanjutkan, saat ini segala peraturan dan perizinan, sedang dalam proses, dan akan segera diselesaikan. Hosea menginformasikan, kalau posisi Presiden Direktur di PT ACEH diisi oleh AM HenÂdropriyono.
Terkait dengan kompoÂsisi komponen yang ada di Mobil Esemka, Hosea beÂlum memberi tahu angka perbandingan, antara loÂkal dan impor. Sementara untuk kapasitas produksi untuk satu tahun, mencaÂpai 30.000 unit. “Kapasitas produksi yang dirancang
 saat ini hingga 30.000 unit per taÂhun. Kandungan lokal cukup sigÂnifikan, dan seiring dengan waktu, produksinya akan dalam negeri semua akhirnya, begitu harapan kita,†ujar Hosea.
Esemka adalah produk mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi serta industri dalam negeri dan beberapa perusaÂhaan lokal dan nasional. KandunÂgan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 20%-80%.
Beberapa Varian Mobil Esemka antara lain Esemka Rajawali I ( ProÂtotype ). Esemka Rajawali merupakÂan model SUV bermesin Esemka 1.5i, 1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilÂkan tenaga sebesar 103 tenaga kuda pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm.
Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik miÂrip SUV premium lainnya, misalnya central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player. Rajawali dirakit oleh SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta. Mobil Esemka RajawaÂli menjadi terkenal setelah Joko Widodo, mantan wali kotaSolo meÂmakainya sebagai mobil dinasnya. Esemka Rajawali akan diuji emisi seÂbelum siap diproduksi massal.
Kemudian, ada Esemka Rajawali (R2) adalah varian dan pengemÂbangan dari tipe Esemka Rajawali I (Alpha), dengan kekuatan mesin 1600cc dan berpenumpang 5 orang. Pengembangan Esemka Rajawali R2 ini bertitik tumpu pada mesin denÂgan yang lebih besar dari sebelumÂnya. Tetap mengacu pada tipe SUV dan mengedepankan fitur keamanÂan. Esemka Rajawali R2 dilengkapi dengan ABS (Anti Lock Brake SysÂtem), BA (Brake assist), EBD (ElecÂtronic brakeforce distribution), dan SRS Air Bag.
Setelah itu, ada Esemka DigdaÂya merupakan model pikap kabin ganda yang dirakit oleh SMK 1 SinÂgosari. Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di KemayÂoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc. Mobil Esemka Digdaya diÂrancang multifungsi, baik untuk keÂnyamanan berkendara maupun niÂaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama.
Mobil Digdaya ini dibanderol dengan harga di bawah Rp150 juta. Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500 cc.
Dalam perkembangannya, EsÂemka Digdaya dikembangkan oleh beberapa SMK diseluruh pelosok taÂnah air, dan telah dilahirkan Esemka Digdaya II bermesin Esemka 1.5i dari SOLO Jawa Tengah.
Disusul Esemka Bima Pick Up 1.5i merupakan model van yang dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang. Esemka Bima 1.1 adalah Varian pick up denÂgan kapasitas mesin 1100 cc berpenÂumpang 2 orang, menggunakan AC dan Power Sterring. Hasil uji coba mampu menempuh 20 km dengan kunsumsi bahan bakar 1 liter. Anda tertarik?
(Yuska Apitya/net)