JAKARTA, TODAYÂ – Tanda-tanda duÂalisme kompetisi bakal terjadi lagi sudah mulai terlihat. Menyusul, adÂanya niat dari Tim Transisi bentukan Kemenpora untuk menggelar komÂpetisi pada tahun ini. Hal itu diungÂkapkan Tim Transisi usai menggelar pertemuan dengan klub di kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/3).
Hadir dalam pertemuan itu 40 klub. Satu-satunya klub Indonesia Super League (ISL) yang hadir adalah Semen Padang. Anggota Tim TranÂsisi, Cheppy T. Wartono, mengungÂkapkan kompetisi yang akan mereka gulirkan pada Agustus 2016-Mei 2017. Klub pun diberikan batas waktu pendaftaran mulai hari ini, hingga tiga bulan ke depan.
“Siapapun klub boleh mendaftar, asalkan memenuhi lima aspek syarat sesuai Undang-Undang RI, dan lima aspek lisensi klub profesional FIFA dan AFC. Semua syarat itu harus diÂpenuhi dalam tiga bulan, jika kesuliÂtan kami akan asistensi,” kata ChepÂpy, usai pertemuan tersebut.
Untuk tahun pertama hanya akan ada satu kasta yang dibagi dua wilayah yaitu barat dan timur. Baru pada musim 2017 akan dibagi kastanÂya, kemungkinan untuk level teratas ada 14 atau 16 klub. Sedangkan untuk level di bawahnya akan dilihat lagi dari jumlah klubnya nanti.
Lebih lanjut, Cheppy menjanjikÂan bagi klub yang nantinya berada di level atas, akan diberikan keuntunÂgan bekerja sama dengan akademi di luar negeri, serta diberikan penyanÂdang dana dengan sistem bapak anÂgkat.
“Bapak angkatnya nanti dari BUMN, bisa juga dari perusahaan swasta. Selama ini, sebenarnya banÂyak BUMN atau perusahaan yang ingin mensponsori klub, tapi karena keuangan yang tidak transparan membuat mereka jadi takut. Karena berapapun uang yang mereka beriÂkan ke klub, laporannya tidak perÂnah jelas,” jelasnya.
Untuk proses verifikasi, bakal diÂlakukan pada periode Juni-Juli 2016. “Jadi kalau ada klub yang tidak mau ikut saat ini, berarti mereka pada musim berikutnya jika mau ikut haÂrus dari kasta terbawah,” tegasnya.
Selain itu, Tim Transisi juga membuka pendaftaran untuk para operator yang ingin menjadi pengeÂlola kompetisi tersebut. “Kalau Tim Transisi diberi kepercayaan untuk mengurus ini, insya Allah kami memÂpunyai blueprint untuk 30 tahun ke depan,” ujar Bibit Samad Rianto, ketÂua Tim Transisi.
Sebelumnya, PSSI juga ingin menggulirkan kembali kompetisi ISL. Itu setelah, adanya keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menoÂlak kasasi dari Kemenpora.
Klub Jadi Bingung
Klub-klub di Indonesia menjadi bingung, setelah mendapatkan taÂwaran dari Tim Transisi bentukan Kemenpora untuk mengikuti komÂpetisi yang mereka akan gelar. SepÂerti diberitakan sebelumnya, Tim Transisi memang berencana untuk menggelar kompetisi pada periode Agustus 2016-Mei 2017.
Hal itu dipaparkan Tim TranÂsisi kepada 40 klub yang menghadiri pertemuan di Wisma Kemenpora, JaÂkarta, Jumat (11/3). Dalam pertemuan itu, klub-klub yang mayoritas berasal dari Divisi Utama itu juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka.
Salah satu klub yang menyamÂpaikan pendapatnya adalah PSS SleÂman. “Terus terang kami bingung, karena di sana menawarkan di sini juga menawarkan. Lalu kami juga ingin tahu tentang kompetisi yang akan digelar ini, jangka pendek, menengah, dan panjangnya seperti apa?” kata Rumadi, manajer PSS.
“Harapan kami, pertemuan ini memberikan pencerahan terhadap klub,” tambahnya.
Seperti diketahui, sebelumnya klub-klub juga diundang oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS) untuk mengikuti Indonesia Soccer ChampiÂonship (ISC). Bahkan, kabar terakhir PSSI ingin menggulirkan lagi komÂpetisi Indonesia Super League (ISL), yang nantinya juga akan diikuti denÂgan Divisi Utama.
Di samping itu, ada juga klub yang meminta kejelasan maupun ketegasan Pemerintah dalam hal ini Kemenpora terkait status dari ISC. “Kami ingin ada ketegasan PemerinÂtah soal status PSSI juga seperti apa? Sehingga masyarakat juga tidak menÂjadi gamang. Saya yakin, kalau ada ketegasan juga soal ISC, misalnya dilarang, klub-klub akan ikut kompeÂtisi yang Tim Transisi buat,” ujar AhÂmad Taufik, sekretaris Persewangi Banyuwangi.
Menanggapi hal itu, ketua Tim Transisi, Bibit Samad Rianto, menÂegaskan pihaknya membuka kesemÂpatan kepada siapapun untuk mengÂgelar kompetisi. “Kami akan buka kompetisi siapapun operatornya, tapi harus memenuhi syarat yang kami sampaikan. Kalau tidak, ya tiÂdak kami kasih rekomendasi,” tegas Bibit.
Sementara itu, ketua umum BOPI Noor Aman, mengungkapkan pihaknya hingga saat ini belum menerÂima surat permohonan resmi meminta rekomendasi dari PT GTS untuk ISC. “Jadi, angÂgap saja ISC itu masih angan-angan,” tutur Noor Aman.
Di sisi lain, kepala komuniÂkasi publik Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, menjelaskan siÂkap Pemerintah terhadap PSSI saat ini masih dalam tahap menghormati keputusan Mahkamah Agung (MA). Hingga saat ini, KemenÂpora juga masih berupaya untuk meÂminta petikan dari putusan MA.
“Soal hari ini diadakan sosialÂisasi tata kelola sepakbola, justru ini menjawab pertanyaan dari rekan-rekan media juga terkait apa yang dilakukan Tim TranÂsisi,” ucap Gatot.
“Ternyata konsep yang disampaikan Tim Transisi sangat baik. Pernahkah PSSI memaparkan konsep seperti Tim Transisi? Klub-klub yang datang hari ini juga tidak teriÂkat dengan kami. Kalau besok mau balik kanan pun kami tidak akan tersinggung,” tambah pria yang juga menjabat sebagai sekreÂtaris Tim Transisi itu.
“Ada yang kurang dari PSSI. KaÂlau saya jadi PSSI, Pemerintah juga dilawan dengan konsep. Tapi konÂsep itu belum ada atau disampaiÂkan ke kami sampai sekarang. Saya juga pernah bilang hal ini, ke Pak Hinca (PanÂd j a i t a n , wakil ketua u m u m P S S I ) , ” p u n g Âk a s n y a . (imam/net)