Untitled-11PEMERINTAH Kabupaten Bogor harus menerima kenyataan bahwa Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memangkas dana Bantuan Provinsi (Banprov) tahun 2016, hanya sebesar Rp 54,1 miliar.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Angka ini menurun dras­tis dari tahun 2015 yang mencapai Rp 211 miliar. Bupati Bogor, Nurhayan­ti beralasan, penurunan banprov ini karena APBD Pemprov Jabar banyak tersedot untuk gelar­an Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.

“Kami sudah dengan penjelasan kenapa baprov tahun ini menurun nilainya. Tapi, penuruan tidak hanya terjadi di Kabupaten Bogor. 26 kota/ kabupaten lain di Jawa Barat juga mengalaminya,” kata Yanti, Jumat (29/1/2016).

Ia mengkliam, penyerapan ban­prov tahun 2015 sudah maksimal dengan capaian 85 persen. “Hanay 15 persen yang tidak terserap. Jadi bu­kan karena kita lemah menyerapnya jadi banprov dikurangi,” lanjutnya.

Terpisah, Kepala Badan Perenca­naan Pembangunan Daerah (Bappe­da) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengaku tidak mengetahui alasan Banprov Jabar dikurangi pada tahun. “Kami juga kaget penurunannya san­gat drastis,” katanya.

Ifah pun tak menampik jika Pem­kab Bogor masih membutuhkan bantuan keuangan dari luar APBD Kabupaten Bogor untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Bumi Tegar Beriman.

BACA JUGA :  RSUD Leuwiliang Hadirkan Dokter Spesialis di Laboratorium Patologi Anatomik

Sementara Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Hendra Budiman tidak percaya dengan ala­san bupati jika PON jadi penyebab turunnya banprov pada tahun ini. “PON kan bukan dari provinsi saja anggarannya. Ada juga bantuan dari pemerintah pusat. Kurang pas lah ka­lau PON jadi alasan,” katanya.

Lebih baik, kata Hendra, para pemangku kebijakan di Kabupaten Bogor harus jujur jika turunnya banprov karena banyaknya program tahun 2015 tidak terserap.

“Buktin­ya, tahun 2 0 1 5 lalu tingkat penyerapan anggarannya cum 85 persen,” tukasnya.

Salah satu yang tidak terserap ada pada sektor pendidikan. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor memi­liki tujuh kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat 2015 sebesar Rp 2,43 miliar yang tidak terserap. Keseluruhannya didomina­si pembangunan ruang kelas SMPN dan SMKN.

Kasi Sarana dan Prasarana pada Disdik Kabupaten Bogor, Anwar Ang­gana menjelaskan, tidak terserapnya APBD Provinsi Jabar itu lantaran se­bagian besar diantaranya telah dik­erjakan menggunakan APBD Kabu­paten Bogor.

BACA JUGA :  Sekda Burhanudin Ingatkan Jajaran Diskop UKM Untuk Bekerja Superteam

“Ya, karena bisa di bangun dengan APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK), jadi tidak diserap. Kan tidak boleh ada duplikasi. Akhirnya, bantuan itu dikembalikan ke kas daerah provinsi,” kata Anwar kepada Bogor Today.

Alasan lain tidak terserapnya Bantuan Provinsi ini tidak tersedi­anya lahan yang dibutuhkan untuk menambah ruang kelas baru. Sep­erti yang terjadi pada pembangunan ruang kelas baru SMKN Bojonggede sebesar Rp 540 juta.

“Karena memang tidak ada la­hannya. Jadi anggaran dari provinsi ini memang sama sekali tidak terser­ap. Kami dikasih segitu, ya dikemba­likannya segitu juga,” lanjut Anwar.

Data yang dihimpun Bogor To­day, selain SMKN Bojonggede, ada juga pembangunan ruang kelas baru SMKN 1 Puncak Cisarua sebesar Rp 540 juta, kemudian SMPN 2 Parung, SMPN 2 Leuwisadeng, SMPN 3 Cile­ungsi dan pembangunan ruang kelas baru SMPN 4 Cibinong masing-mas­ing Rp 270 juta. (*)

============================================================
============================================================
============================================================