CITEUREUP, TODAY – Bangu­nan liar di wilayah Kecamatan Citeureup kerap menyebabkan banjir. Salah satu penyebabnya, terdapat pabrik tahu ilegal di pinggir Sungai CIbebebr, Desa Puspanegara, Kecamatan Citeu­reup.

PT Indocement Tunggal Per­kasa Tbk pun menyalurkan ban­tuan kepada korban banjir tiga RT, Kampung Kebon Kopi, Desa Puspanegara, Citeureup, Sabtu (19/3/2016). Bersama Muspika Citeureup, produsen semen ter­besar di Indonesia ini melaku­kan normalisasi Sungai Cibeber dengan alat berat.

“Kami mengerahkan bebera­pa staf di berbagai divisi pabrik untuk membantu masyarakat yang sempat terendam banjir karena pendangkalan kali,”ucap Direktur Eksekutif Indocement, Kuky Permana.

Penyempitan Sungai Cibeber memang sudah lama menjadi pe­nyebab terjadinya banjir setiap kali hujan turun. Sebelumnya, manajemen dari Semen Tiga Roda juga memberikan bantuan berupa lima ton semen, batu ka­pur dan pasir untuk korban ben­cana longsor di Desa Lulut, Keca­matan Klapanunggal.

BACA JUGA :  Hidangan Segar dan Creamy dengan Selada Udang dan Nanas ala Restoran Chinese Food

“Kami prihatin atas kehilan­gan tempat tinggal yang diderita warga lulut, dan banjir di Kelu­rahan Puspanegara,”ujarnya.

Camat Citeureup, Teddy Pembang membongkar bangu­nan pabrik tahu yang melang­gar Garis Sempadan Sungai (GSS) selama bertahun-tahun. Disela pengerukan lumpur yang mendangkalkan kali Cibeber tersebut. “Sudah lama pabrik itu berdiri, dan telah dilakukan peneguran,”singkatnya.

Pengusaha tahu, tidak melakukan perlawanan ketika pembongkaran terjadi, dan ter­lihat pasrah saat tembok bangu­nannya dirobohkan oleh satuan polisi pamong praja

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kontra Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23

Sementara itu, Kepala Desa Puspanegara, Dita Aprillia mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh Indocement, untuk menyelesaikan banjir di­wilayahnya.

Menurutnya, banjir tahun ini daerahnya telah enam kali ter­jadi, dengan ketinggian air 80- 120 centimeter, dan merendam dua sekolah.

“SDN Puspanegara 3 dan SDN Citeureup 2 terendam banjir, dan merusak 20 komputer yang ada disekolah itu,”kata Dita

Dita menuturkan, banjir dise­babkan oleh banyaknya bangu­nan liar yang melanggar GSS, sehingga terjadi pendangkalan terhadap sungai.

(Kozer)

============================================================
============================================================
============================================================