Untitled-9MERSEYSIDE, Today – Liverpool berha­sil lolos ke final Piala Liga Inggris setelah mengalahkan Stoke City lewat drama adu penalti di Anfield, Rabu (27/1/2016) dinihari WIB dengan skor 6-5. Stoke se­belumnya menyamakan agregat jadi 1-1 berkat gol Marko Arnautovic pada menit ke-46. Skor 1-0 untuk keunggulan Stoke tersebut bertahan hingga 90 menit laga tuntas dan juga 30 menit perpanjangan waktu.

Manajer Liverpool, Juergen Klopp, menyebut gol Stoke City tak seharus­nya disahkan karena offside. Namun, dewi fortuna ada di kubu The Reds yang memenangi adu penalti untuk lolos ke final Piala Liga Inggris.

Main di Anfield, Stoke justru tampil mendominasi di awal laga dan tak memberikan kesempatan Liverpool mengembangkan permainan. Dari jum­lah attempts, Stoke unggul 15 berband­ing 12 milik tuan rumah. Meski kedua tim cuma melepaskan dua attempts te­pat sasaran.

Agregat lantas jadi sama kuat 1-1 setelah Marko Arnautovic menjebol jala Simon Mignolet pada injury time babak pertama. Gol yang mana diprotes oleh kubu Liverpool mengingat Arnauto­vic sudah ada dalam posisi offside saat menerima bola operan Bojan Krkic.

Namun, wasit John Moss bergeming dan usaha Liverpool untuk mencetak gol penyamakan kedudukan selalu gagal selama 120 menit waktu pertandingan. Alhasil, duel dilanjutkan lewat adu pen­alti dan Liverpool memenanginya dengan skor 6-5.

Itu setelah tembakan Joe Allen mengecoh Jack Butland yang didahului keberhasilan Mignolet menepis tendangan Marc Muniesa. Keberuntungan memang jadi milik Liver­pool malam itu.

“Hebat, atmosfernya spesial. Tim saya bermain bagus melawan tim yang sulit untuk dikalahkan,” ujar Klopp seperti dikutip BBC.

BACA JUGA :  Hidangan Segar dan Creamy dengan Selada Udang dan Nanas ala Restoran Chinese Food

“Mereka mengubah gaya main mereka hari ini. Selalu dari Butland ke Crouch, jadi sangat sulit untuk bertahan. Kami punya beberapa masalah, tapi mereka tidak punya banyak kesempatan,” sambungnya.

“Gol mereka itu benar-benar offside, tapi pada akhirnya, keberuntungan milik kami dalam drama adu penalti. Selama lebih dari 120 menit, para pemain, penonton, dan Liv­erpool pantas mendapatkannya.”

Liverpool tinggal menunggu pemenang semifinal lainnya antara Manchester City dan Everton, untuk bermain di Wembley 28 Februari mendatang.

Ditanya apakah dia menyaksikan peny­elamatan-penyelamatan yang dilakukan Mi­gnolet, Klopp mengaku tidak menontonnya. “Sejujurnya, sampai sekarang saya belum melihat satu penaltipun! Saya ada di be­lakang pagar betis yang dibangun anak-anak di depan saya, jadi saya akan menontonnya di rumah,” ujar Klopp seperti.

Selain itu, Klopp juga tak bisa bergabung dengan pemain-pemain Liverpool yang ber­lutut di pinggir lapangan karena dia punya masalah pada lututnya. “Itu bukan takhayul, alasannya campur-campur. Biasanya saya ingin melihatnya, tapi kemudian baris terde­pan di kursi penonton bilang mereka tidak bisa melihat apapun dan saya tinggi,” lanjut Klopp.

“Saya tidak bisa berlutut selama 15 me­nit, saya punya cedera ACL 20 tahun lalu dan masih belum 100 persen. Saya duduk di kursi dan Anda tidak bisa melihat apapun dan rasanya baik-baik saja, cuma melihat pe­nonton,” katanya.

“Pada akhirnya kami menang tanpa saya tonton, itu bagus,” katanya.

Liverpool kini tinggal menunggu pemenang dari pertandingan semifinal lain­nya antara Manchester City dan Everton. Na­mun, Klopp tak peduli soal siapa lawan Liv­erpool karena tujuannya tampil di Wembley adalah membawa timnya berjaya di partai puncak nanti.

BACA JUGA :  Simak Ini untuk Tips Awet Muda, Salah Satunya Tidak Sarapan?

“Tentu saja akan spesial untuk Wembley. Kami harus menunggu lawa, mungkn selu­ruh warga Liverpool akan datang ke sana ketika kami melawan Everton,” ujar Klopp seperti dilansir Sky Sports.

“Tentu saja akan jadi laga yang sem­purna, tapi keren juga kalau lawannya Man­chester City di final! Kami akan menonton pertandingan leg kedua semifinal besok dan kita lihat saja, tapi tentu saja akan spesial,” sambungnya.

“Akan sangat hebat jika Liverpool bisa melawan Everton, tapi saya tidak peduli mau Man City atau Everton, selama kami bisa menjadi juara,” tutupnya.

“Seperti biasanya, ketika Anda berada di final, Wembley adalah tempat yang keren un­tuk bermain sepakbola. Namun, ketika Anda berada di sana, cuma akan menyenangkan jika Anda menang, jadi kami akan pergi ke sana hanya untuk menang,” ujar Klopp.

“Jika para pemain punya sikap yang sama seperti hari ini, kesiapan dan gairah yang sama, maka kami punya peluang bagus untuk memenangi piala,” imbuhnya.

Saat masih menjadi pelatih Borussia Dortmund, Klopp mengantarkan timnya itu ke final Liga Champions 2013 yang digelar di Wembley. Namun, saat itu Dortmund harus mengakui keunggulan Bayern Munich den­gan skor 1-2.

“Kami akan berada di sana dan kami akan siap untuk melakukan segalanya untuk meraih trofi,” kata Klopp.

(Rishad/Net)

============================================================
============================================================
============================================================