SAMARINDA TODAY  – Masyarakat Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) terjebak banjir selama dua pekan ini. Genangan air tidak kunjung surut ini pun berdampak negatif bagi perekonomian warga.

Warga Samarinda, Via Geraldin (22) mengatakan, banjir berpengaruh fatal terhadap aktivitas bisnis usahanya. Perempuan manis ini memang punya usaha jual beli busana online. Sementara, genangan air menutup akses perkotaan Samarinda yang menjadi pangsa pasar bisnisnya.

“Terpaksa jualan jadi terganggu dan hanya sibuk di rumah untuk menyelamatkan barang-barang dari banjir,” keluhnya, Beberapa bulan lalu.

Kondisi permasalahan pun dialami Erawati (40), pemilik toko sembako di Perum Griya Mukti Samarinda. Ia mengalami penurunan omzet drastis penjualan sembako menjadi Rp150 ribu sepekan.

BACA JUGA :  Resep Membuat Bubur Jagung Sagu Mutiara Anti Gagal, Rasanya Sudah Pasti Enak

Padahal, pada hari biasa, Erawati mengaku punya omzet penjualan sebesar Rp500 ribu per hari. Semua karena genangan air sedalam 1 meter yang membanjiri pelataran warungnya.

“Banjir saat ini parah dibanding sebelummnya pada tahun 2018 lalu,” ungkapnya. “Tetangga sudah banyak yang mengungsi,” imbuhnya.

Pemilik toko Sumber Mitra, Mulyadi Wijoyo (41) mengeluhkan, kerugian material kerusakan barang dagangannya senilai Rp75 juta. Ia menyesalkan, kenapa tidak ada pemberitahuan luapan air yang menerjang permukiman warga.

Alhasil, barang dagangannya sempat terendam dan rusak. “Kalau dihitung kerugian yang saya alami mencapai 75 juta per hari,” ujar Yadi.

Dirinya menyakini, mestinya Pemkot Samarinda bisa menyelesaikan persoalan banjir yang memiliki siklus 10 tahunan itu. Misalnya saja dengan cara memindahkan air dengan pompa air di titik luapan air bendungan Benanga yang berlimpah menuju Daerah aliran sungai (DAS) Sungai Karang Mumus (SKM).

BACA JUGA :  Polisi Amankan Chandrika Chika, Selebgram Cantik Terkena Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Kerugian Diperkirakan Capai Rp40 Miliar

Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman, Bernaulus Saragih memperkirakan, banjir menimbulkan kerugian sebesar Rp3 miliar per hari bagi Kota Samarinda. Artinya selama dua pekan ini, ibu kota Provinsi Kaltim ini menanggung total kerugian Rp40 miliar.

“Dihitung dari biaya pemulihan dan hilangnya peluang ekonomi warga,” ungkapnya.

Bernaulus mengatakan, banjir memengaruhi ekonomi warga Samarinda. Kesempatan masyarakat untuk melakukan produksi maupun melakukan aktivitas ekonomi rutin menjadi terganggu.

============================================================
============================================================
============================================================