BANDUNG, Today – Satu persatu angÂgota generasi emas Persib Bandung mulai menanggalkan kostum kebesaran mereka.
Itu karena banyak pemain yang tidak puas dengan perlakuan manaÂjemen terhadap mereka. Salah satunya dengan memberikan draft kontrak yang isinya banyak memberÂatkan pemain.
Padahal seÂjak dua tahun terakhir skuat arahan Jajang Nu r j a Âman itu selalu berusaha sekuat tenaga membuat klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut.
Sebut saja adanya pasal terkait laÂrangan pemain yang tidak boleh menÂjadi model di luar brand sponsor Persib. Selain itu ketika mempunyai masalah, pemain hanya boleh berbicara kepada manajemen yang artinya kebebasan berÂbicara di media dibatasi.
Hanya saja Direktur operasional PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Risha Adi Widjaya enggan banyak berkomentar terkait hal tersebut.
Risha berkilah pihaknya harus berkoorÂdinasi terlebih dahulu dengan Glen Sugita, selaku Direktur Utama PT PBB. “Saya belum bisa ngomong apa-apa soal itu, saya mau mempelajari dulu dan saya mau ngomong ke atasan,†ujarnya singkat kala dijumpai di Graha Persib, Jumat (4/12).
Menurutnya komunikasi dengan Glen belum bisa dilakukan dalam waktu dekat karena sang Dirut sedang mempunyai kesibukan di luar negeri. “Saya kan punya atasan, harus koordinasi dulu sama bos. Dia kan masih ada di Amerika,†tuturnya.
Padahal kini terhitung sudah ada semÂbilan pemain yang mundur dari tim pasca menjuarai Piala Presiden. Diawali dengan perginya Vladimir Vujovic, Muhammad RidÂwan dan Shahar Ginanjar dan disambung dengan hijrahnya Konate Makan ke T-Team FC Malaysia.
Terbaru giliran Firman Utina. Achmad Jufriyanto, Abdul Rahman, Supardi dan Ilija Spasojevic yang sudah memastikan pergi.
Hormati Keputusan Pemain
Firman Utina, Achmad Jufriyanto, SuÂpardi Nasir dan Abdul Rahman belum menandatangani kontrak bersama PERSIB untuk durasi tiga bulan hingga Februari 2016 sesuai dengan masa penyelenggaraan Piala Jenderal Sudirman.
Hal itu bisa membuat mereka tidak lagi bergabung dengan Maung Bandung.
Menanggapi hal tersebut, Manajer PERSIB Umuh Muchtar menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada pemain.
Tetap bertahan atau memilih keluar dari tim merupakan hak pemain yang harus diÂhormati oleh semua pihak. Umuh mengaku, dirinya pun tidak dapat mengintervensi siÂkap pemain untuk menentukan nasibnya kedepan.
“Itu saya rasa adalah hak anak-anak (pemain). Saya juga tidak bisa intervensi mereka, kita harus hormati keputusan mereka. Mungkin kalau dulu saya maÂsih bisa membujuk agar tetap bertahan, tapi sekarang sulit,†kata Umuh, Kamis (3/12/2015).
Sebelumnya, usaha mempertahankan keutuhan tim sukses dilakukan Umuh sepÂerti kembali mengumpulkan pemain unÂtuk tampil pada turnamen Piala Jenderal Sudirman.
Ia menjelaskan, saat tanda tangan konÂtrak turnamen Piala Jenderal Sudirman dengan durasi tiga bulan, Umuh menerima laporan, pemain ada yang tanÂd a tangan ada sebagian tidak.
Ia pun meminta peÂmain untuk menghargai dan saling menghormati keputusan yang diambil.
“Saya tidak mau poÂlemik lah. Jadi semuanÂya itu hak pemain. Saya hanya berharap ke deÂpan ada lagi kompetisi. Kondisi tanpa komÂpetisi akan sanÂgat sulit buat pemain , †pungkasnya.
(Imam/net)