MASA akhir proses pembelajaran menjadi masa penting bagi para siswa dan siswi. Karenanya, persiapan harus dilakukan sejak pintu kenaikan kelas dibuka. Saat itu proses harus mulai diÂsiapkan dengan kesungguhan hati. Itu pula sebabnya, orangtua perlu mengetahui dan turut mendampingi proses ini.
Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]
Mts dan MA Daarul Uluum Bogor menggelar Parenting Day pada Minggu (13/09/2015) lalu di lingkungan Kampus Daarul Uluum, Jl. Durian Raya 219, Bantar Kemang, BoÂgor. Pesantren moderen yang berdiri sejak 26 Juli 1971 itu, mempertemukan seluruh santrinya denÂgan orangtua masing-masing, baik MTs maupun MA yang sudah menginjak di kelas III untuk diberikan berbagai pemaparan dan rangkaian proses pembeÂlajaran yang akan dijalankan oleh para santri. “Kami sengaja mengumpulkan orang tua untuk diberikan penjelasan terkait rangkaian kegiatan yang akan diÂhadapi para santri selama satu tahun ini saat mereka masuk di kelas III,†ujar Hasbulloh, SE., MA.E.k, KeÂpala Sekolah MA Daarul Uluum Bogor.
Materi yang disampaikan itu menyangkut kesÂiapan Ujian Kelas Akhir mulai dari persiapan ujian kelas akhir, pelaksanaan hingga wisuda, serta berÂbagai persiapan khusus mulai dari Taftisyul Kutub, Karya Tulis Ilmiah, Amaliah Tadris, Khitobah, Ujian Lisan hingga Ujian Komprehensif. “Kita persiapkan masa mereka masuk gerbang kelas akhir ini misalnya soal buku dan referensi, agar santri senantiasa teruji untuk selalu menjaga koleksi buku-buku yang sudah dan harus dimilikinya, sehingga siap untuk memperÂsiapkan diri dalam ujian selanjutnya,†paparnya.
Siswa juga akan menghadapi Fathul Kutub yang bertujuan untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan santri kelas akhir dan menguji kompeÂtensi santri dalam membaca dan memahami kitab-kitab salaf dan khallaf. “Materi yang diujikan dalam ujian ini ialah, bidang tauhid, tafsir, hadits fiqh dan wawasan keislaÂman dengan mengedepankÂan penguasaan ilmu nahwu dan shorf seÂbagai kunci ilmu yang berÂbahasa arab,†jelas HasÂbulloh.
Tak hanya itu, para santÂri juga harus mempersipÂkan diri unÂtuk melakuÂkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) agar membentuk p e n g a l a Âman kepada santri untuk selalu berÂpikir dan bertindak dalam kerangka yang ilÂmiah dengan metode penulisan yang ilmiah. “Tentu saja menjadi santri harus juga mampu memaparkan berÂbagai keilmuannya secara ilmiah. Disini mereka akan dituntut untuk mampu menulis karya tulis ilmiah dengan melakukan observasi ke lemÂbaga pendidikan yang sudah ada di masyarakat,†tambahnya. Para santri juga bahkan akan diuji melalui kegÂiatan Amaliah Tadris untuk menguji kompetensi santri dalam praktek mengajar sehingga setelah lulus suÂdah mempersiapkan diri untuk menÂgajar pada setiap jenjang pendidikan dan mampu menebarkan ilmu yang mereka miliki. Materi yang diujikan dalam ujian ini adalah kemampuan santri dalam memberikan pengajaran yang baik kepada santri sesuai denÂgan metode pengajaran yang sudah ditetapkan. Berbagai bentuk dan prosÂes ujian lain juga disiapkan bagi kelas akhir ini.
Tak hanya di kelas akhir, para santri yang tengah berproses menuju kelas akhir juga mulai dibekali dengan berbagai pembentukan karakter. Salah satunya adalah Diklat Kepemimpinan yang digelar oleh Himpunan Santri Daarul Uluum (HISADA). Pelatihan yang dikemas dengan metode menarik ini digelar sebeÂlum para pengurus HISADA mulai melakuÂkan tugasnya. Tahun ini acara digelar pada 10 hingga 14 Agustus 2015 lalu. Para siswa diberi berbagai materi mulai dari Orientasi dan Kontrak Belajar, Pengantar dan Nilai Dasar Organisasi, Kepemimpinan dalam Islam, Manajemen Organisasi, Dinamika OrÂganisasi dan Manajemen Konflik, penyusuÂnan Visi, Misi dan Tujuan Organisasi, HafaÂlan Dzikir dan Tahlil, Wide Game, Quisioner hingga Tekhnik Persidangan.
“Pembekalan berbagai materi keorganÂisasian ini menjadi penting bagi santri agar mereka siap menghadapi berbagai bentuk organisasi dan persoalan keorganisasian yang dihadapi. Ini juga menjadi dasar agar mereka terlatih dalam sikap kepeÂmimpinan yang baik, memiliki semangat demokrasi dan sekaligus mengetahui visi dan misi yang harus dijalankannya dalam menjawab tantangan zaman,†ujar Fikri Aziz, Ketua Pelaksana Diklat HISADA. Upaya itu, memberi arah yang sama seÂbagai langkah untuk menjaga pintu ilmu yang semakin terbuka luas.