BOGOR TODAY – Himpunan WiÂraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi Wilayah Bogor, Jawa Barat, mengatakan penjualan bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite, terus mengalami penÂingkatan setiap bulan.
“Penjualan Pertalite bagus, ada SPBU yang baru jual langÂsung habis tiga ton sampai emÂpat ton. Tergantung daerahnya, juga ada SPBU yang membeli paling sedikit delapan ton, ada juga yang lokasinya cukup jauh sehari bisa menjual lima ton,†kata Ketua Hiswana Migas Wilayah Bogor Bahriun di BoÂgor, Senin (28/9/2015).
Dia mengatakan sejak seminggu yang lalu, penjuaÂlan Pertalite merata di seluruh SPBU di Kota Bogor. Sesuai denÂgan aturan, setiap SPBU yang memiliki kapasitas minimal 20 ton, harus menjual Pertalite.
“Saat ini penjualan Pertalite sudah tersebar di seluruh SPBU yang ada di Kota Bogor, total ada 23 SPBU yang menyediakan BBM jenis baru ini,†katanya.
Menurut Bahriun, penjuaÂlan Pertalite lebih bagus dariÂpada Pertamax, karena memiÂliki RON 90 persen dengan harga Rp8.300 per liter, sedanÂgkan Pertamax dengan harga berkisar Rp9.000 memiliki RON 92 persen. “Konsumen bisa meÂmilih, kalau mau murah bisa lari ke Pertalite. Kalaupun mau membeli Premium mereka haÂrus mengantre lama,†katanya.
Ia mengatakan untuk meÂningkatkan penjualan Pertalite, pihak SPBU akan menambah layanan dengan menyediakan dua mesin dispenser berkapaÂsitas empat selang khusus PerÂtalite sehingga konsumen tidak perlu antre lama saat pengisian bahan bakar.
Tidak hanya di Kota Bogor, kata Bahriun, prospek penjuaÂlan Pertalite di wilayah KabuÂpaten Bogor juga meningkat. Sekitar 80 perseni di antara 98 SPBU di wilayah tersebut, sudah menjual BBM jenis baru itu.
“Target kita 100 persen SPBU sudah menyediakan PerÂtalite. Tetapi mungkin di jalur-jalur yang masuk kategori I dan II,†katanya.
Saat ini, ada jalur yang beÂlum menjual Pertalite, yakni di kawasan timur Kabupaten Bogor, seperti Parung Panjang. Hal itu, karena minat pembeli masih kurang di wilayah terseÂbut. “Secara bertahap, kita akan tingkatkan penjualan di semua wilayah,†katanya.
Dia mengatakan dibandingÂkan dengan Kabupaten Bogor, penjualan Pertalite di Kota BoÂgor jauh lebih tinggi karena beÂrada di jalur I dan II yang banÂyak dilewati kendaraan.
Menurut Bahriun, meningÂkatnya penjualan Pertalite menÂguntungkan pelaku usaha, yakni pemilik SPBU karena margin antara penjualan premium dan pertalite berbeda. “Margin penÂjualan Premium itu 277, sedangÂkan Pertalite 300, jadi kalaupun penjualan premium berkurang tiÂdak masalah. Makin banyak laku penjualan Pertalite makin baik,†katanya.
(Guntur Eko |ant)