Untitled-9Progres revitalisasi bangunan Terminal Baranangsiang masih harus melalui proses panjang. Kemarin, BOGOR TODAY meminta keterangan terkait fakta persoalan dengan Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Menurut Usmar, pem­bangunan Terminal Baranangsiang ini perlu mencocokan desain terlebih dahu­lu antara desain PT PGI yang fokus membangun revitalisasi Baranang­siang dan PT Adhi Karya yang mem­bangun stasiun Light Rail Transit (LRT). “Pertama desain kita sesuai­kan, setelah cocok. Barulah adden­dum dilakukan untuk memperpan­jang kontrak pihak Pemkot Bogor dengan PT PGI serta kejelasan den­gan PT Adhi Karya mengenai desain yang disepakati nanti,” kata Usmar kepada BOGOR TODAY, kemarin.

Ketika ditanyakan prioritas yang akan dibangun mengenai re­vitalisasi terminal Baranangsiang dengan pembangunan LRT, Usmar mengatakan perlu dilakukan secara bersamaan. “Keduanya ini (Terminal Baranangsiang dan LRT, red) kan sal­ing berhubungan, jadi dibangunnya juga harus setelah ada kejelasan agar tidak bentrok,” sambung Usmar.

Menurut Usmar, setelah nanti­nya proses addendum terselesaikan, Pemkot Bogor baru akan memulai untuk pengosongan lokasi yang akan dibangun revitalisasi Baranangsiang. “Pengosongan akan dilakukan jauh hari apabila addendum telah tersele­saikan,” singkatnya.

Pihaknya juga membenarkan bahwa Pemkot Bogor tetap meng­inginkan LRT tidak dibangun di Ba­ranangsiang. “Nanti akan kita coba untuk meminta bantuan dari Soe­harto untuk meminta dukungan LRT dipindahkan ke arah Tanah Baru, namun ini perlu dibahas oleh semua pihak,” tandas Usmar.

BACA JUGA :  RSUD Leuwiliang Hadirkan Dokter Spesialis di Laboratorium Patologi Anatomik

Sementara itu, Usmar men­gatakan dukungan dan permintaan percepatan pembangunan terminal Baranangsiang terus bergulir. Pihak Kepala Polisi Resort Kota (Kapol­resta) Bogor, yakni Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Andi Herindra saat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) beberapa waktu lalu juga menyarankan agar terminal Bar­nangsiang dilakukan dengan cepat. “Tetapi melihat dari prosesnya, sep­ertinya revitalisasi Baranangsiang masih membutuhkan waktu yang cu­kup lama,” pungkas Usmar kemarin.

Terpisah, Soeharto yang baru menjabat sebagai Direktur Perenca­naan dan Pembangunan Transpor­tasi mendukung langkah percepatan revitalisasi Baranangsiang. Namun, pihaknya mengatakan tidak terlibat dalam upaya pembangunan terminal Baranangsiang.

“Saya dukung terminal Baranan­gsiang dipercepat, namun permo­honan bantuan dari Pemkot Bogor untuk tidak dibangun LRT diarea terminal Barangsiang belum saya terima surat resminya,” kata Suharto kepada BOGOR TODAY kemarin.

Suharto menambahkan bahwa pembatalan pembangunan LRT tidak bisa sembarangan, hal ini diperkuat dengan adanya Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Peny­elenggaraan Kereta Api Ringan/LRT.

“Peraturan LRT ini dibuat oleh Presiden, tidak bisa sembarangan dihentikan, tetapi apabila Pemkot Bogor secara resmi meminta ban­tuan tidak masalah, sejauh ini saya tegaskan surat resmi dari Pemkot Bogor belum saya terima,” pungkas Soeharto.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 24 April 2024

Diketahui, Pemkot Bogor dan PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI) masih melakukan penyesuaian desain revitalisasi Baranangsiang. “Kami berharap secepatnya ada kata sepakat, seperti harapan masyarakat pada umumnya,” kata dia.

Bekas Astapra Kota Bogor itu juga menambahkan bahwa revitalisasi terhadap Terminal Baranangsiang tidak akan dimulai oleh PT PGI, sebe­lum pihak Pemkot Bogor melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para warga tentang akan dilakukan revitalisasi tersebut. “Intinya perlu so­sialisasi yang matang. Tidak bisa main eksekusi kosongkan terminal. Ini me­mang proses masih panjang,” kata dia.

Terpisah, Anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi, mengatakan, pihaknya meminta agar Bima Arya secepatnya memberi pen­egasan status terminal. “Apakah mau direvitalisasi, atau mau diapakan. Ha­rus ada kejelasan. Terus terang, saya sudah banyak laporan dari warga di dapil, ‘gimana ini Pak, Baranangsiang kok dibiarkan begitu-begitu aja’. Ya, saya bingung jawabnya, karena de­wan kan hanya memberi masukan dan usul,” kata dia, kemarin.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Heri Cahyono, juga meminta kejelasan soal status optimalisasi bangunan Baranangsiang. “Kita su­dah berkali-kali rapatkan soal itu. Ya, ini bakal jadi presden buruk kalau di­gantung terus-menerus. Saya pribadi menyayangkan, kenapa Baranang­siang masih begitu-begitu saja tanpa tindak lanjut,” kata dia. (Yuska)

============================================================
============================================================
============================================================