BOGOR, Today – Fokus kepada sembilan poin kegiatan pendidikan non formal (PNF) tahun 2016, Dinas PendidiÂkan Kabupaten menggelar rapat koordinasi dengan meliÂbatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat (PKBM), beserta para Penilik PNF dari 40 Unit Pelaksana Tugas (UPT) di Gedung Serbaguna Satu Sekretariat Daerah Kabupaten, Selasa (26/1/2016).
Dalam rapat koordinasi tersebut, turut hadir pula Kepala Bagian Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Enjang Karyono menuturkan, pada tahun ini akan ada perubahan sistem serta perombakan kegiatan.
“Tahun ini kita akan berfokus kepada sembilan poin kegiatan, yakni melipiuti apresiasi PTK Paudini, Hari AkÂsara Internasional (HAM), Penyelenggaraan KUM, penyÂelenggaraan kejar paket, diklat berjenjang bagi para peniÂlik, dan pendidik PAUD, pelaksanaan Hari Anak Nasional (HAN), diklat atau bintek, expo kursus, dan penyelenggaÂraan keaksaraan dasar (KD), serta kesetaraan fungsional (KF),†jelasnya.
Selain berfokus kepada kegiatan tersebut, lanjutnya, dirinya memberikan informasi terkait perubahan sistem pengelolaan perizinan PNF. “Pembahasan tersebut meruÂpakan implementasi dari Perbub Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Perizinan Lembaga Non Formal TiÂdak Lagi Menginduk kepada Dinas Pendidikan daerah, namun dilimpahkan ke Desa, Kecamtan, hingga ke Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Terpadu Pintu (BPMPTSP),†paparnya.
Selepas dari permasalahan pengelolaan perizinan tersebut, Enjang menanggapi persoalan tentang pelakÂsanaan diklat untuk para guru PAUD, lantaran dari toÂtal 6.000 tenaga pendidik di wilayah Kabupaten Bogor, hanya 100 orang saja yang diikutsertakan dalam kegiatan diklat pada tahun 2015 kemarin.
“Hal tersebut terjadi karena terbentur sertifikasi, lanÂtaran ditandatangani langsung Kementrian, sehingga kouÂtanya terbatas,†ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Gada Sembada menuturkan, tahun 2016 pendidiÂkan non formal harus bisa menjadi ujung tombak media edukasi masyrakat. “Dengan mengacu kepada data buta huruf dan rata-rata lama sekolah (RRS) di wilayah KabuÂpaten Bogor yang masih tinggi, sudah saatnya pendidikan non formal menjamah semua aspek edukasi, untuk memÂperbaiki presentase tersebut,†ujarnya.
Namun, tak lupa juga Mantan Kepala Bidang PendidiÂkan Menengah tersebut, mengeaskan kepada para Penilik di semua UPT Pendidikan, untuk berperan aktif dalam melaksanakan program. “Jangan Cuma duduk manis di kantor saja, namun harus berani turun langsung ke lapanÂgan, dengan begi bisa terlihat apa saja kendala yang diÂhadapi, hingga nantinya menjadi bahan evaluasi di waktu mendatang,†pungkasnya.
(Latifa Fitria)