BOGOR, TODAY — Pemerintah Provinsi (PemÂprov) Jawa Barat mempertimbangkan pemÂbangunan jalan khusus tambang di Kabupaten Bogor. Pemprov meminta donasi dari seluruh perusahana tambang.
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menÂgatakan, pembangunan jalan dapat direalisaÂsikan bila ada kesepakatan semua pihak dan memberikan kebaikan untuk masyarakat.
Deddy mengaku tidak setuju jika jalan khuÂsus tambang masih menggunakan jalur yang sama. Alasannya, dia khawatir kemaksiatan akan meningkat di wilayah itu. “Intinya saya sepakat dan tolong bentuk tim khuÂsus untuk penanganan lebih dalam,” kata Deddy kepada wartawan, Rabu (20/4/2016).
Pemprov mendesak 92 pengusaha tambang di Kabupaten Bogor membiÂayai pembuatan jalur khusus tambang senilai Rp 23,4 miliar. Deddy Mizwar mengatakan, dari hasil pendataan di laÂpangan lalu lalang kendaraan tambang galian C di wilayah Bogor Barat mencaÂpai 3.000 truk setiap hari.
Jalur tambang khusus sendiri panÂjangnya mencapai 19 kilometer mengÂgunakan tanah rakyat. “Prinsipnya mereka setuju, danai itu dengan duit mereka atau Pemprov cari jalan keluÂarnya,†kata dia.
Menurutnya jalur tambang untuk menangani persoalan kerusakan lingÂkungan akibat aktivitas penambangan di Kecamatan Cigudeg dan Rumpin di Kabupaten Bogor.
Kendaraan yang melintasi jalan khusus ini adalah truk bermuatan tamÂbang bertonase besar milik perusahaan yang berada di Kecamatan Cigudeg dan Rumpin. “Sehingga tidak lagi mengguÂnakan jalan lama yang menyatu dengan aktivitas masyarakat,†paparnya.
Selain kerusakan lingkungan, setiap hari satu rit truk menurutnya harus menyÂiapkan uang pungli Rp.80.000-Rp100.000 di jalan raya. Jalur tambang jika dibangun akan memapas biaya tinggi pegusaha serta kerusakan lingkungan. “Ini jalan mereka yang kelola, itu dengan dipunÂgut Rp30.000 saja untungnya setahun bisa Rp23 miliar, cepat balik modal,†tuturnya.
Jalan yang rencananya akan temÂbus hingga ke Serpong, Tanggerang tersebut bisa dikelola para pengusaha karena dibangun setelah membebasÂkan tanah rakyat. Jika 92 pengusaha tak sanggup membiayai keseluruhan pemÂbebasan lahan, dia mengaku Koperasi Konsumen Praja Sejahtera milik PemÂprov Jabar bisa masuk berinvestasi.
Pembangunan jalan tambang sendÂiri cukup membebaskan lahan dan tiÂdak perlu diperkuat oleh aspal maupun beton. Dari segi tata ruang, pihaknya mengklaim tidak akan menjadi maÂsalah karena sudah masuk dalam RTRW Kabupaten Bogor. “Tinggal diperiksa sama Bappeda Jabar, kita terima bersih, tidak ada masalah,†ujarnya.
Deddy memastikan kepastian pemÂbiayaan jalan tambang oleh pengusaha akan ditentukan dalam dua pekan ke depan. Pihaknya masih membutuhkan rapat lanjutan guna mendengar kesÂiapan pengusaha dan pemkab Bogor. “Saya lupa tanggalnya, tapi perwakilan pengusaha akan kita undang,†katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KaÂbupaten Bogor, M Ridwan mengatakan, pembangunan jalan khusus tambang bertujuan untuk menangani kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan di Kecamatan Cigudeg dan Rumpin.
Nantinya, jalan khusus tambang yang baru akan dilewati truk bertonase besar milik perusahaan tambanh yang berloÂkasi di Cigudeg dan Rumpin. Sehingga kendaraan-kendaraan tersebut tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
“Ini merupakan salah satu solusi unÂtuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di Kalimantan sudah terdapat jalan khusus angkutan pertambangan di beÂberapa lokasi,” katanya.
(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya)