Untitled-14JAKARTA, TODAY — Kement­erian Riset, Teknologi dan Pen­didikan Tinggi (Kemenristek Dikti) RI, menyatakan, nilai rapor dan Ujian Nasional (UN) akan menjadi sayarat utama penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN).

“Kami mencoba mengin­tegrasikan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dengan ujian nasional yang di­lakukan,” kata Menristek Dik­ti, Muhammad Nasir, dalam keterangan persnya di kan­tor Kemenristekdikti, Jumat (15/1/2016).

Nasir mengatakan bahwa dua hal itu nanti­nya juga akan disesuai­kan dengan indeks integritas dari asal sekolah siswa. Menristek juga men­dorong agar hal ini segera bisa dilaku­kan, karena ia ingin para pengelola sekolah menengah tingkat atas mem­perbaiki kejujuran dan integritasnya dalam mengelola sekolah. “Sehingga mereka berlomba-lomba mengelola lembaga dengan jujur,” kata dia.

Ketua Umum Panitia Nasional SNMPTN Rochmat Wahab menerang­kan bahwa nantinya indeks kejujuran itu akan memberikan bobot lebih dari nilai rapor para siswa yang melewati jalur SNMPTN. “Misalnya X dapat nilai 9 di rapor, indeks sekolahnya 10, lalu Y juga 9 tapi indeks sekolah 5, maka meski nilainya sama-sama 9, tapi hasil­nya nanti beda,” ia mencontohkan.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 24 April 2024

Rochmat juga menjelaskan peng­gunaan nilai rapor dan ujian nasional sebagai salah satu unsur penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN, bisa terlaksana jika sekolah-sekolah bisa memberikan nilai siswanya ke pi­haknya lebih awal.

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah seleksi masuk perguruan tinggi berdasarkan hasil penelusuran akademik calon mahasiswa. Pada tahun ini sebanyak 78 perguruan tinggi negeri akan ikut serta dalam seleksi ini.

Sistem CBT

Untuk menekan angka kecuran­gan, Kemenristek Dikti RI juga mem­berlakukan aturan baru dalam pelak­sanaan SNMPTN. Mulai tahun ini, seleksi masuk perguruan tinggi negeri akan memakai sistem Computer Based Testing atau CBT. “Ini perbedaan den­gan tahun lalu yang akan dilakukan,” kata Menteri Nasir.

Nasir melanjutkan bahwa dalam mengoptimalkan ujian komputer yang akan dilakukan dalam SBMPTN, pihaknya meminta bantuan dari PT. Telkom untuk membantu agar terjadi masalah dalam hal konektivitas. “Agar tak ada masalah dalam CBT-nya nan­ti,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa untuk melakukan hal itu, akan digunakan in­frastruktur yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi negeri, jadi bukan menggunakan peralatan yang dibeli baru untuk tes itu. “Efisiensi, gunakan infrastruktur kampus mas­ing-masing,” kata dia.

BACA JUGA :  Tenggelam di Kolam Koi, Pelajar SMP di Lebak Tewas

Menurut Nasir hal ini penting un­tuk penghematan, dan terutama sekali dengan seleksi berbasis komputer ini, dianggap lebih aman dari kecuran­gan. “Jadi ada penghematan, terutama sekali keamanan, keamanan data,” kata dia.

Pelajar yang akan mengikuti SBMPTN nantinya akan dikenakan biaya, dan biaya ini menurut Nasir bukan semata-mata ada pengurangan subsidi, tapi juga karena pembiayaan yang tiap tahun terus naik. “Kadang-kadang SBMPTN itu banyak orang yang cuma spekulasi saja,” ucapnya.

Mengenai kesiapan perguruan tinggi negeri dalam menyelenggarakan ujian komputer ini, Ketua Umum Pani­tia Nasional SNMPTN dan Panitia Pusat SBMPTN Rochmat Wahab mengatakan sejauh ini baru ada 13 PTN yang siap. “Kami masih review, masih bisa bert­ambah dan berkurang,” ujarnya.

Seleksi dengan menggunakan komputer ini hanya berlaku untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), yang meru­pakan ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan berdasarkan hasil uji­an. Selain dengan metode komputer, SBMPTN juga akan dilakukan metode cetak atau Paper Based Testing.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================