BOGOR, TODAYÂ – Keputusan MK no 8 tahun 2015 tentang pemiluÂkada, dimana seseorang yang inÂgin maju menjadi peserta harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya yang ia emban.
Membuat, sebagian orang yang berambisi maju sebelumÂnya untuk mencalonkan diri menjadi wakil Bupati Bogor mengurungkan niatnya.
Namun hal itu tak berarti bagi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar Samsul Hidayat. Dirinya secara terbuka mengeluarkan surat rekomenÂdasi untuk maju sebagai calon wakil bupati Bogor atas nama dirinya sendiri.
Namun, ia meminta kepada DeÂwan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kabupaten Bogor untuk melakukan lobi kepada partai koalisi. “DPD Golkar Kabupaten Bogor harus melakukan lobi politik kepada partai koalisi agar memcahkan kebutuan pengsisian wabup. Semuanya kan tergantung yang ada di Bogor seperti apa, karena di Kabupaten Bogor juga masih ada ketuanya,†ujar Samsul.
Ia menuturkan, dalam penÂgisian wabup ini harus melalui restu DPP dan tidak bisa DPD langsung mencalonkan tanpa meminta restu DPP, maka dari itu menurutnya untuk menjadi cawabup saat ini harus benar konsisten dan komitmen.
“Hal itu terlihat ketika ia haÂrus melepas jabatannya di legisÂlatif maupun PNS saya juga haÂrus meminta restu kepada dua DPP yang ada di pusat. Kalau calon serius saya rasa manyangÂgupi semua persyaratannya dan nantinya yang bermain-main bakal terlihat kok,†tambahnya.
Terpisah, Dewan PertimbanÂgan DPD Golkar Kabupaten BoÂgor, Rusdi AS mengatakan, sanÂgat mendukung jika ada kader Golkar yang mencalonkan menÂjadi wakil Bupati.
Hal itu karena menurutnya banyak kader yang mempunyai kapasitas untuk menduduki jaÂbatan wabup. “Banyak kok kader Golkar yang mumpuni untuk menÂjadi wabup. Kalau memang itu benar dan merupakan putusan DPP saya harus menghormati,†ujarnya.
Ia menerangkan, jika ada nama yang bakal maju kedalam bursa cawabup, ia harus meminta restu kepada DPP yang saat ini seÂdang menunggu putusan inkraht.
Menurutnya, jika orang yang diusung oleh DPD hanya yang mendapat restu dari satu piÂhak saja, dirinya merasa masih kurang lengkap.
“Kondisi Golkar dipusat sendiri masih begini dan itu bakal menjadi permasalahan lagi, jika sudah ada calonnya, ia harus direstui oleh kedua DPP dari pusat,†katanya.
Ia menambahkan, dirinya selalu mengingatkan para penÂgurus DPD untuk mencari solusi kebuntuan pengisian wabup.
“Karena yang saya lihat, inÂternal koalisi belum menemuÂkan titik terang untuk menÂgusung dua nama calon. Saya ingatkan kepada teman-teman di Golkar maupun di partai lain untuk sering duduk bersama agar dapat memecah kebuntuan ini,†pungkasnya.
Sumber Bogor Today menjelaskan, alasan masih lambatnya pengisian wabup ini karena nama-nama yang sebelumnya digadang-gadang bakal maju sebagai F 2 menÂgurungkan niatnya karena taÂkut dalam pemilihan wabup kalah dan tidak bisa kembali ke jabatan yang sebelumnya diduduki.
“Daripada maju terus kalah, mereka lebih memilih duduk manis di jabatannya sekarang. Karena kan kalau menang juga masa jabatan wabup ini tingÂgal dua tahun lagi. Cuma sebentar dan tidak seÂbanding dengan pengorÂbanannya,†ujarnya.
Ia juga mengungkapÂkan, sangat besar kemungÂkinan kursi ini dikosongÂkan atau diisi dengan orang dari jajaran biÂrokrat Kabupaten Bogor.
“Itu bisa saja selama koalisi yang menyepakatÂinya,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah