28254653561Negara-negara maju sudah mulai menerapkan suku bunga negatif, salah satunya Jepang. Bank sentral Jepang, Bank of Japan telah resmi menerapkan suku bunga negatif. Hal itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah lesu.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Selain Jepang, negara-negara maju lainnya juga sudah lebih dulu menerapkansuku bunga negatif, terutama negara-negara di Eropa. Jepang sendiri telah mengadopsi suku bunga negatif dari Eropa. Bahkan, para analis memperkirakan akan banyak negara maju lainnya yang bakal menerapkan suku bunga negatif untuk menggenjot pertumbuhan eko­nomi mereka.

Semakin banyak negara maju menerapkan suku bunga negatif, tentu menjadi fenomena di pasar keuangan dunia. Lantas, apa artinya?

Ekonom BCA David Samuel meni­lai, pemberlakuan suku bunga negatif menunjukkan perlambatan ekonomi tengah terjadi di dunia. Bahkan, beber­apa negara mengalami resesi sehingga kebijakan tersebut perlu dilakukan agar ekonomi kembali pulih.

“Fenomena ini terjadi pasca krisis di tahun 90-an. Ekonomi Jepang se­benarnya sudah terganggu di akhir 90- an, saat itu terjadi gelembung properti di sana. Ekonomi lesu, Jepang melaku­kan kebijakan Quantitative Easing (QE), menggelontorkan dana ke pasar, dan banyak kebijakan lainnya, tapi itu tidak berhasil, akhirnya Jepang mengikuti Eropa dengan menerapkan suku bunga negatif,” jelas dia kepada detikFinance, Rabu (17/2/2016).

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Menurutnya, penerapan suku bun­ga negatif dilakukan Jepang untuk bisa kembali memulihkan perekonomian­nya. Selama ini, masyarakat Jepang lebih banyak menyimpan dananya di perbankan dan enggan membelanjakan­nya. Sehingga ekonomi tidak bergerak. Cukup dengan menyimpan uang di bank, mereka sudah bisa mendapat­kan keuntungan dengan bunga yang didapatkan. Inilah yang membuat pola konsumsi masyarakat tak bergerak. Ekonomi Jepang pun lesu.

Untuk mengantisipasinya, bank sentral Jepang kemudian menerapkan kebijakan suku bunga negatif. Diharap­kan, hal tersebut bisa mendorong ma­syarakat untuk menarik dananya dan membelanjakannya ke sektor yang lebih produktif sehingga perekono­mian bergerak. “Kebijakan suku bunga negatif untuk mengantisipasi ini. Di samping itu, ekonomi Jepang menciut karena juga penduduk Jepang sudah mulai menua, produktivitas berubah, berkurang, makanya perlu didorong,” terang dia.

BACA JUGA :  Tersambar Petir saat Cari Ikan, Nelayan di Pesisir Barat Tewas

Selain Jepang, negara-negara maju lainnya sudah lebih dulu menerapkan suku bunga negatif seperti Swedia, Jer­man, Swiss, dan lain-lain. Ini menunjuk­kan jika perekonomian negara-negara tersebut dalam kondisi melambat, bah­kan resesi. “Di sana resesi berkepanjan­gan. Inflasi jauh lebih rendah, bahkan deflasi, ini kan berarti ekonomi tidak bergerak,” katanya.

Meski demikian, David melihat, penerapan kebijakan suku bunga nega­tif tidak lantas ampuh membuat per­ekonomian kembali menggeliat. Sejauh ini, kebijakan tersebut baru sebatas eksperimen. Artinya, belum ada neg­ara maju yang menerapkan kebijakan ini kemudian ekonominya langsung melesat.

“Ini belum tentu ekonomi langsung tumbuh cepat. Bisa saja malah menekan bisnis lainnya seperti perbankan. Kare­na menyimpan uang di bank nggak dapat untung, investor malah lari, se­hingga duit di bank berkurang, dan ini bisa menekan laba perbankan,” imbuh David.

============================================================
============================================================
============================================================