alfian mujani

KETIKA mengumumkan penutupan perusahaan BUMN sesuai amanat pemegang saham, wajah direksi dan perwakilan karyawan tampak tegang. Mereka tampak saling tuding dan saling menyalahkan satu sama lain. Karyawan menuding direksi tidak becus. Direksi menuding karyawan tidak menjalankan keputusan perusahaan dengan benar. Suasana sudah terasa panas sebelum sosialisasi dan dialog soal penutupan perusahaan itu dimulai. Sebagai pemimpin rapat, saya sempat bimbang melihat situasi itu.

Apa lagi tiba-tiba melintas di pikiran tentang akan tibanya bulan Ramadhan, lalu Lebaran. Apa jadinya jika 130 orang tulang punggu keluarga itu kehilangan pekerjaan. Bibir saya terasa kelu, lidah seperti mendadak kaku. Tetapi jika anak perusahaan ini tidak ditutup, maka kapal induknya yang juga sedang sakit bisa ikut tenggelam. Risiko dan korban yang jatuh akan lebih besar.

Bersyukurlah teringat falsafah. Dalam perspektif hijrah, penutupan perusahaan itu bukan kiamat. Bukan pula bencana yang menakutkan. Tetapi ini merupakan jalan dari langit agar kita berhijrah ke tempat dan situasi yang lebih baik. Lihatlah Rosulullah Muhammad, sukses mengajak orang Qurais setelah hijrah ke Madinah. Dan, karyawan tampak tenang.

============================================================
============================================================
============================================================