JAKARTA, TODAY—Kaum wanita InÂdonesia boleh banggga. Sri Mulyani Indrawati, srikandi dari Semarang yang pernah menjabat Menteri Keuangan RI ini, dinobatkan sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di duÂnia versi Majalah Forbes. Sosok kontroversial Sri yang selalu dikait-kaitkan dengan kasus Bank Century pun terÂjawab. Wanita berusia 52 tahun itu menjawab isu miring tersebut dengan integritas dan prestasi di tingkat dunia.
 Majalah Forbes melansir data terÂbaru mengenai Wanita Paling BerpengaÂruh di Dunia atau The World’s 100 Most Powerful Women 2015. Penilaian wanita ini dilihat dari berbagai aspek mulai dari pengusaha, CEO, panutan, aktivis, miliÂuner, dan juga berdasarkan peringkat uang, momentum media serta pengaruh dampak lingkungan dan lain sebagainya.
Dalam daftar tersebut, peringkat pertama wanita paling berpengaruh di dunia adalah Kanselir Jerman AnÂgela Merkel, kemudian peringkat kedua diduduki Hillary Clinton, dan di peringÂkat ketiga adalah Melinda Gates, istri dari Bill Gates. Namun demikian, dari 100 nama wanita di daftar tersebut terselip nama Sri Mulyani Indrawati, satu-satunya wanita dari ASEAN.
Sri Mulyani adalah mantan Menteri Keuangan Indonesia yang menduduki peringkat 31 dalam daftar bergengsi tersebut. Posisi yang diperoleh Sri MuÂlyani pada tahun ini naik 7 tingkat dari sebelumnya di peringkat 38 dunia. Dalam pemeringkatan kali ini, Forbes menggunakan alat ukur berupa kekayÂaan, kemunculan di media, pengaruh dan perannya dalam masyarakat. DafÂtar wanita paling berpengaruh di dunia ini berasal dari beragam latar belakang. Mulai dari politisi, filantropi, pebisnis, hingga selebritis.
Forbes menilai, Sri Mulyani menÂempati posisi penting sebagai wanita paling senior di Bank Dunia. Sri Mulyani sudah bergabung ke Bank Dunia sejak 2010 silam.
Pekerjaannya di Bank Dunia, Sri Mulyani menjalani tugas menyatukan ide-ide terbaik dan orang-orang dari 188 negara anggota lembaga untuk mencaÂpai tujuan yaitu mengakhiri kemiskinan dan menyebarkan kesejahteraan.
Moncer di Tingkat Dunia
Terperosok di dalam negeri, nama Sri Mulyani justru melambung di luar negeri. Untuk yang kesekian kalinya, Sri Mulyani Indrawati masuk dalam jajaran wanita paling berpengaruh di dunia dari majalah ekonomi ternama Forbes.
Berawal pada 2008, mantan MenÂteri Keuangan Kabinet Indonesia BerÂsatu Jilid I ini untuk pertama kalinya masuk dalam daftar tahunan Forbes tersebut.
“Pendekatan reformis yang dilakuÂkan Sri Mulayani membuat banyak muÂsuh dan kritikus menilai kehadirannya di Bank Dunia merupakan buah hasil dari tekanan politik,†ungkap Laporan Forbes pada Agustus 2011.
Karier Sri Mulyani di jajaran birokrasi pada awalnya memang berjalan mulus. Wanita yang sebelumnya pernah bekerÂja di Dana Moneter Internasional (IMF) dianggap sukses melakukan reformasi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Tak Segan Pecat PNS
Sri Mulyani bahkan dianggap berÂhasil mengubah citra buruk Ditjen Pajak dan Bea Cukai yang sebelumnya dituding menjadi sarang para koruptor. Di bawah kepemimpinannya, Sri Mulyani tak seÂgan mengganti bahkan memecat para pegawai Kementerian Keuangan yang terbukti terlibat dalam masalah hukum.
Di bidang keuangan dan moneter, sepak terjang Sri Mulyani juga diakui kalangan dunia internasional. Forbes menilai, Indonesia untuk pertama kalinÂya bisa mengantungi cadangan devisa hingga USD 50 miliar, serta memangkas utang hingga separuhnya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga dianggap sebagai salah satu orang yang mengimplementasikan kenaikan pendapatan pegawai negeri sipil guna mencegah terjadinya aksi suap-menyuap.
Atasi Krisis di Dalam Negeri
Di tengah krisis yang menerpa duÂnia, Sri Mulyani menunjukan kepiawaiÂannya sebagai Menkeu. Di saat negara-negara dunia terpuruk dalam krisis, Indonesia bersama India dan China jusÂtru tampil sebagai negara yang mampu mencatat pertumbuhan ekonomi. Dari sinilah, nama Indonesia mulai menyita perhatian dunia.
Kinerja yang mengesankan terseÂbut membuat Bank Dunia dan negara-negara kelas menengah memalingkan perhatiannya pada Indonesia. Sri MuÂlyani diharapkan mampu melakukan reformasi yang sama di organisasi sekeÂlas Bank Dunia seperti ketika menjabat Menkeu pada 2005-2010.
Diobok-obok Kasus Century
Namun karier cemerlang Sri Mulyani mulai ternoda ketika kasus penutupan Bank Century mencuat ke permukaan. Sebagai Menkeu, dirinya dianggap bertanggungjawab terhadap penyaluran dana talangan yang mencaÂpai Rp 6,7 triliun.
Isu Bank Century pun bergerak makin kencang karena dana talangan yang diberikan bertujuan untuk meÂnyelamatkan sejumlah aset-aset milik segelintir orang. Kasus Century akhÂirnya menjadi komoditas politik.
Goncangan besar kasus Century menemui puncaknya ketika Sri Mulyani akhirnya mengajukan pengunduran diri dari jabatannya. Keputusan ini diambil setelah Sri Mulyani memperoleh taÂwaran dari Bank Dunia untuk menjabat sebagai Managing Director menggantiÂkan Juan Jose Daboub.
Tekanan Indonesia kepada Sri MulyÂani terkait kasus Bank Century ternyata belum berakhir begitu saja. Meski sudah lima tahun berlalu, Komisi PemberanÂtasan Korupsi (KPK) diketahui sempat menyambangi Sri Mulyani di kantornya di Washington, Amerika Serikat untuk meminta informasi terkait kasus tersebut.
Di tahun sebelumnya, kiprah Sri Mulyani di dunia moneter juga sudah mendapat pengakuan dari majalan Emerging Markets yang menobatkannya sebagai Menteri Keuangan Asia Terbaik. Predikat yang sama diperolehnya setahun kemudian.
(Yuska Apitya Aji Iswanto)