LONDON, Today – Sepp Blatter tiba-tiba mundur sebagai presiden FIFA setelah baru beberapa hari lalu terpilih lagi. Tanda tanya besar yang muncul mengenai keputusannya yang mendadak itu diyakini akan terjawab dalam hitungan hari.
Blatter mengumumkan pengunduran dirinya di markas FIFA, SeÂlasa (2/6/2015) waktu setempat. Hal itu ia lakukan setelah baru kemÂbali terpilih, untuk periode kelima atau sejak 1998 lalu, pada Kongres FIFA hari Jumat (29/5/2015).
Mendadak dan mengejutkan menilik gelagat Blatter yang tetap terlihat positif dan optimistis menjelang, saat, dan setelah Kongres tersebut. Ia bahkan sempat menyatakan keyakinan bisa membuat perubahan positif di tubuh FIFA yang sejak tengah pekan lalu memang seÂdang dibelit dugaan pemerasan, korupsi, dan konspirasi terhadap sejumlah petingginya. Â
Sejumlah pihak mengaitkan keputusan BlatÂter mundur tersebut dengan spekulasi yang berÂhembus pada hari yang sama sebelum ia mengeÂluarkan pengumuman Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke ikut terseret dalam kasus korupsi dan suap.
Valcke diduga tahu mengenai uang suap sebesar 10 juta dolar AS dari pemerintah Afrika Selatan, terkait Piala Dunia 2010, kepada Jack Warner–mantan wakil presiden FIFA yang diÂtuduh ikut terlibat dalam kasus pemerasan, koÂrupsi, dan konspirasi pada saat ini.
Benar atau tidak spekulasi dan dugaan tersebut, sesuatu yang amat besar tampaknya memang sudah terjadi mengingat saat sejumÂlah pejabat tinggi FIFA ditangkap pada pekan lalu pun Blatter faktanya tetap bergeming maju mencalonkan diri lagi dengan keyakinan penuh.
Apa pun alasan Blatter tiba-tiba mundur, Presiden Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) Greg Dyke menyatakan bahwa “Misteri Empat Hari†mengenai keputusan pria 78 tahun tersebut akan segera terjawab.
“Ia berjaya di Zurich, empat hari kemudian ia mundur. Jadi ada apa dengannya, itulah perÂtanyaan yang menariknya. Saya tak percaya ia mundur karena alasan moral karena saya tak percaya ia seperti itu, jadi ada sesuatu yang terÂjadi di antara saat itu dan saat ini, yang memÂbuat ia harus mundur,†ujar Dyke menerka, sepÂerti dikutip Reuters.
“Saya cuma tak berpikir kalau ia merupakÂan sosok orang yang tiba-tiba merasakan peÂrubahan moral dalam perjalanan ke Damaskus dan kemudian berujar, ‘Oh, mungkin saya buÂkan orang yang tepat untuk sepakbola’. Ia akan ingin bertahan selamanya jadi jelas-jelas sesÂuatu sudah terjadi. Dalam beberapa hari saya tak ragu kita akan tahu alasannya,†sebutnya.
(Adil | net)