20150411_SOSS_TontowiLiliyana5

JAKARTA, Today - Tiket semifinal BCA Indonesia Open 2015 didapat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir setelah mereka mengalahkan Liu Cheng/Bao Yixin. Salah satu kunci kemenangan mereka adalah tampil lebih rileks dan enjoy di lapangan.

Tontowi/Liliyana menang dua game langsung atas Liu/Bao pada pertandingan perempatfinal di Is­tora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (5/6/2015). Mer­eka mengakhiri perlawanan ganda China itu dengan skor 21-15, 21-18 dalam waktu 43 menit.

“Kami dari pertama sudah siap. Kami juga tampil lebih rileks, lebih enjoy. Dari awal sampai akhir nggak pernah lengah. Saya nggak pikir menang kalah, yang penting dapat poin,” kata Tontowi.

Tontowi/Liliyana sempat be­berapa kali tertinggal di game ked­ua. Mereka ketinggalan 7-11 saat in­terval, tapi kemudian bisa meraih lima poin beruntun untuk berbalik memimpin.

“Di game kedua nggak ada pe­rubahan, tapi kaminya yang sering error, buru-buru dan melakukan kesalahan sendiri. Tapi, setelah itu kami kembali fokus,” ujar Liliyana.

Lawan yang akan dihadapi Ton­towi/Liliyana di semifinal adalah ganda campuran nomor satu du­nia, Zhang Nan/Zhao Yunlei, atau pasangan suami istri asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menuju Vietnam, Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Kalau bisa pilih, ya pasti Ad­cock. Tapi, siapapun lawannya ha­rus siap. Kita tuan rumah maunya ya lolos ke final,” kata Liliyana.

Disisi lain, Greysia Polii/Ni­tya Krishinda Maheswari menjadi satu-satunya ganda putri Indone­sia yang tersisa di BCA Indonesia Open 2015. Tapi, hal itu bukanlah beban bagi mereka.

Greysia/Nitya menjadi wakil Indonesia pertama yang lolos ke semifinal BCA Indonesia Open 2015. Ganda putri peringkat tu­juh dunia itu mengalahkan wakil China, Luo Ying/Luo Yu, dua game langsung 21-15, 23-21 pada laga perempatfinal di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ju­mat (5/6/2015).

“Puji Tuhan bisa lewati dela­pan besar dengan kemenangan. Kita persiapkan matang, sebelum masuk lapangan mau main apa,” tutur Greysia seusai pertandingan.

Pelatih selalu ngingetin strate­gi, tapi yang penting kontrol dalam diri. Penonton memang luar biasa, jadi harus tetap konsentrasi dan tak boleh hilang konsentrasi. “Ka­lau hilang harus bisa balik lagi,” tambahnya.

Di game kedua, Greysia/Nitya mendapatkan perlawanan sengit dari Luo/Luo dan beberapa kali tertinggal. Mereka bahkan sempat ketinggalan 12-17 sebelum akhirnya berbalik memimpin 19-17. Setelah melewati tiga kali match point, mereka akhirnya bisa menyudahi permainan.

BACA JUGA :  Petik Kemenangan, Timnas Indonesia di Peringkat 2 Klasemen Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Setelah tahu kita main sep­erti game pertama, mereka ubah strategi. Kita buru-buru dan akh­irnya ketinggalan. Nggak konsen­trasi dan akhirnya mati sendiri,” ujar Greysia.

“Pas poin genting, kami saling mengingatkan untuk saling kon­trol. Kontrol hati, kontrol pukulan. Penonton kan sering berteriak ‘matiin matiin’, ‘smes smes’. Kita nggak boleh ngikutin begitu saja,” katanya.

Di babak semifinal, Greysia/ Nitya akan melawan Yu Yang/ Zhong Qianxin (China) atau Chris­tinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark).

“Saya harus tenangin diri. Dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, nafsunya masih ada, kontrolnya kurang, tapi akhirnya mati sendiri. Kita mau jalanin den­gan tenang, dengan enjoy, dan tanpa beban,” tuturnya.

Sejak babak perempatfinal, Greysia/Nitya menjadi satu-satun­ya wakil Indonesia di nomor ganda putri. Wakil-wakil lainnya sudah rontok sejak babak-babak awal.

“Kami saling percaya satu sama lain. Meski kami jadi ganda putri satu-satunya, kami nggak mau jadi beban. Kami tetap mau kasih yang terbaik. Kami bawa enjoy aja,” pungkasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================