TIDAK ada orang kaya itu jahat. Mereka hanya rakus. Pendapat ini disamÂpaikan oleh seorang pakar Pskilogi AgaÂma. Menurut dia, seÂseorang yang telah memiliki sepuluh perusahaan, lalu dia ingin menambahnya menjadi 20 perusaÂhaan, tindakan ini tak bisa dikategoriÂkan sebagai perbuatan yang jahat. Malah, jika orang-orang kaya ini melipat gandakan kekayaannya dengan menjunjunjung tingÂgi etika bisnis dan etika sosial, boleh jadi mereka akan hadir sebagai berkah atau nilai tambah bagi yang lain.
Sayangnya, orang kaya yang berpegang teguh pada etika dan nilai-nilai moral kian tergusur. Akibatnya, penampakan orang-orang kaya yang gemar melipatgandakan kekayaannya seperti terjebak pada prilaku menghalalkan segala cara. Lalu, di ujung ceÂritanya mereka menempatkan kekayaannya di atas Tuhan. Mereka mengklaim merasa tenang lantaran memiliki harta yang meÂlimpah.
Syekh Ali Thantowi menyebut para peÂmuja harta ini sebagai orang dungu. Sejarah memang membuktikan, Qorun konglomÂerat tiada tara di zamannya, musnah berikut hartanya. Begitu juga Namrudz dan Fir’aun binasa seketika. Entah siapa yang mewarisi harta Qorun, Namrudz dan Fir’aun itu.