BOGOR, TODAY — Menteri RiÂset, Teknologi, dan PendidiÂkan Tinggi Mohammad Nasir meninjau pelaksanaan ujian Seleksi Bersama Masuk PerguÂruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Kampus Institut Pertanian BoÂgor (IPB), Selasa (9/6/2015) pagi.
Nasir yang tiba lokasi di JaÂlan Lodaya, Bogor, sekitar puÂkul 07.00 WIB langsung menuÂju lantai 2 gedung Diploma IPB yang digunakan untuk ujian.
Ia lalu masuk ke dua ruanÂgan yang di dalamnya sudah terisi peserta ujian yang sedang mengisi lembar jawaban kertas.

Ruangan yang dipantau adalah ruang satu dengan jumÂlah peserta sebanyak 20 orang yang digunakan untuk ujian campuran.
Nasir sempat memperh a t i k a n para peserta mengisi LJK. Kemudian, saat soal tiba, manÂtan rektor Universitas DiponeÂgoro tersebut langsung melihat apakah soal benar masih dalam keadaan tersegel.
“Saya pantau agar soalnya tidak bocor. Kita bisa melihat, soalnya masih dalam keadaan tersegel. Hal ini untuk menghindari kebocoran soal. Harus dihindari, jangan sampai soal bocor dan joki ujian,†kata Nasir.
Selanjutnya, Nasir pun menyerahkan soal ke pengawas ruangan yang berjumlah dua orang. Kepada peserta ujian, ia pun berpesan untuk mengerjakan sebaik-baiÂknya. “Mudah-mudahan semua sukses,†kata Mohammad Nasir.
Menurut Nasir, panitia sudah membuat SOP, semua berstandar, soalnya harus disÂegel agar terjaga keasliannya. ‘’Kedua, janÂgan sampai ada perjokian,†kata dia.
Nasir juga menegaskan, setiap paniÂtia lokal wajib memeriksa secara saksama mengenai kemungkinan adanya joki. Jika sampai ada, Nasir meminta agar pihak paÂnitia memberikan sanksi seberat-beratnya. “Kalau (jokinya) mahasiswa diberi sanksi akademik sesuai aturan berlaku. Kita tidak menoleransi hal semacam itu,†tegasnya.
Ketiga, kata Nasir, jika ada pegawai di lingkungan PTN di Indonesia yang mengaku bisa membantu memasukkan ke PTN, akan ditindak tegas. “Moral harus ditegakkan, ini bagian dari revolusi mental,†katanya.
Selain itu, Nasir juga meminta kepada semua pihak baik peserta, orangtua peserÂta, maupun masyarakat luas untuk senanÂtiasa melaporkan jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan. “KementÂerian dan panitia SBMPTN akan menindak tegas hal tersebut. Laporkan,†katanya.
Berdasarkan data dari panitia, sebanÂyak 693.185 orang mengikuti ujian SBMPTN hari ini dengan pilihan prodi saintek 260.797 orang, soshum 277.676 orang, dan campuran sebanyak 154.712 orang.
Tidak semua lulusan SMA sederajat lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Bagi mereka yang bertekad kuliah di kampus negeri, SBMPTN adalah alternatif paling tepat.
Ahmad Sauki, misalnya. Dia tidak beruntung dalam SNMPTN lalu sehingÂga mencoba peruntungan di ujian tulis hari ini. “Karena saya memang berniat masuk PTN,†ungkap Ahmad, Selasa (9/6/2015).
Ahmad memilih program studi Ilmu Komputer. Dua kampus pilihannya adalah Universitas Indonesia (UI) dan Institut PerÂtanian Bogor (IPB). “Kalau enggak lulus lagi di SBMPTN, maka saya akan mengikuti jalur mandiri,†tuturnya.
Pengalaman yang sama dirasakan Sri AsÂtuti. Kegagalan pada SNMPTN mendorongÂnya menjadi peserta SBMPTN 2015. “Saya enggak beruntung pada SNMPTN karena seleksinya menggunakan nilai rapor, jadi yang lolos hanya sedikit,†ujar Sri.
Lulusan SMAN 104 Jakarta ini menÂgaku, akan mengambil jalur mandiri bila tidak beruntung lagi pada ujian SBMPTN. Pada seleksi tersebut, dia akan memilih jurusan Kedokteran atau Kesehatan MaÂsyarakat di UI. “Kalau masih enggak lolos juga di jalur mandiri, saya akan kuliah di kampus swasta, lalu jadi peserta SBMPTN lagi tahun depan,†tutur gadis berhijab itu.
(Rizky Dewantara|Yuska Apitya)