20141217nasirBOGOR, TODAY — Menteri Ri­set, Teknologi, dan Pendidi­kan Tinggi Mohammad Nasir meninjau pelaksanaan ujian Seleksi Bersama Masuk Pergu­ruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Kampus Institut Pertanian Bo­gor (IPB), Selasa (9/6/2015) pagi.

Nasir yang tiba lokasi di Ja­lan Lodaya, Bogor, sekitar pu­kul 07.00 WIB langsung menu­ju lantai 2 gedung Diploma IPB yang digunakan untuk ujian.

Ia lalu masuk ke dua ruan­gan yang di dalamnya sudah terisi peserta ujian yang sedang mengisi lembar jawaban kertas.

Ruangan yang dipantau adalah ruang satu dengan jum­lah peserta sebanyak 20 orang yang digunakan untuk ujian campuran.

Nasir sempat memperh a t i k a n para peserta mengisi LJK. Kemudian, saat soal tiba, man­tan rektor Universitas Dipone­goro tersebut langsung melihat apakah soal benar masih dalam keadaan tersegel.

“Saya pantau agar soalnya tidak bocor. Kita bisa melihat, soalnya masih dalam keadaan tersegel. Hal ini untuk menghindari kebocoran soal. Harus dihindari, jangan sampai soal bocor dan joki ujian,” kata Nasir.

Selanjutnya, Nasir pun menyerahkan soal ke pengawas ruangan yang berjumlah dua orang. Kepada peserta ujian, ia pun berpesan untuk mengerjakan sebaik-bai­knya. “Mudah-mudahan semua sukses,” kata Mohammad Nasir.

BACA JUGA :  Susu Kurma Bisa Bantu Diet? Ini Dia Kandungan dan Manfaatnya

Menurut Nasir, panitia sudah membuat SOP, semua berstandar, soalnya harus dis­egel agar terjaga keasliannya. ‘’Kedua, jan­gan sampai ada perjokian,” kata dia.

Nasir juga menegaskan, setiap pani­tia lokal wajib memeriksa secara saksama mengenai kemungkinan adanya joki. Jika sampai ada, Nasir meminta agar pihak pa­nitia memberikan sanksi seberat-beratnya. “Kalau (jokinya) mahasiswa diberi sanksi akademik sesuai aturan berlaku. Kita tidak menoleransi hal semacam itu,” tegasnya.

Ketiga, kata Nasir, jika ada pegawai di lingkungan PTN di Indonesia yang mengaku bisa membantu memasukkan ke PTN, akan ditindak tegas. “Moral harus ditegakkan, ini bagian dari revolusi mental,” katanya.

Selain itu, Nasir juga meminta kepada semua pihak baik peserta, orangtua peser­ta, maupun masyarakat luas untuk senan­tiasa melaporkan jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan. “Kement­erian dan panitia SBMPTN akan menindak tegas hal tersebut. Laporkan,” katanya.

Berdasarkan data dari panitia, seban­yak 693.185 orang mengikuti ujian SBMPTN hari ini dengan pilihan prodi saintek 260.797 orang, soshum 277.676 orang, dan campuran sebanyak 154.712 orang.

Tidak semua lulusan SMA sederajat lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Bagi mereka yang bertekad kuliah di kampus negeri, SBMPTN adalah alternatif paling tepat.

BACA JUGA :  Sekda Syarifah Tinjau Penanganan Longsor dan Kebakaran di Kota Bogor

Ahmad Sauki, misalnya. Dia tidak beruntung dalam SNMPTN lalu sehing­ga mencoba peruntungan di ujian tulis hari ini. “Karena saya memang berniat masuk PTN,” ungkap Ahmad, Selasa (9/6/2015).

Ahmad memilih program studi Ilmu Komputer. Dua kampus pilihannya adalah Universitas Indonesia (UI) dan Institut Per­tanian Bogor (IPB). “Kalau enggak lulus lagi di SBMPTN, maka saya akan mengikuti jalur mandiri,” tuturnya.

Pengalaman yang sama dirasakan Sri As­tuti. Kegagalan pada SNMPTN mendorong­nya menjadi peserta SBMPTN 2015. “Saya enggak beruntung pada SNMPTN karena seleksinya menggunakan nilai rapor, jadi yang lolos hanya sedikit,” ujar Sri.

Lulusan SMAN 104 Jakarta ini men­gaku, akan mengambil jalur mandiri bila tidak beruntung lagi pada ujian SBMPTN. Pada seleksi tersebut, dia akan memilih jurusan Kedokteran atau Kesehatan Ma­syarakat di UI. “Kalau masih enggak lolos juga di jalur mandiri, saya akan kuliah di kampus swasta, lalu jadi peserta SBMPTN lagi tahun depan,” tutur gadis berhijab itu.

(Rizky Dewantara|Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================