Produsen dan distribuÂtor baterai, PT Nipress Tbk (NIPS) menargetkan penjualan sebesar Rp1,28 triliun sepanjang tahun 2015 usai meraih penjualan Rp1,01 triliun di tahun 2014. Nantinya, target penÂjualan unit aki ditargetkan menÂcapai 5,61 juta unit usai mencatat mencatat penjualan 2014 yang 4,75 unit. Adapun aki mobil AMB ditargetkan menjadi penyumbang penjualan terbesar tahun ini yakni Rp522,42 miliar diikuti aki industri Rp496 miliar serta aki mobil MCB sebesar Rp270,89 miliar.
NIPS pun telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di Hotel Salak The Heritage, Kota Bogor, Jumat (12/6/2015).
Dalam keterangan tertulisnya, Perseroan menyampaikan renÂcana penerbitan saham baru atau rights issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non HMETD) atau non-preemptive rights issue guna memperkuat modal.
Namun dalam aksi korporasi tersebut, perseroan tengah menÂcari mitra strategis guna memuÂluskan rights issue. Hingga saat ini pereroan belum menentukan pihak-pihak yang tertarik menjadi pemegang saham Nipress. Meski demikian, manajemen menegasÂkan, pemegang saham lama telah berkomitmen untuk mengambil bagian dalam aksi penambahan modal apabila perseroan tidak menemukan investor yang bakal membeli saham baru tersebut.
Saat ini, pemegang saham terÂbesar Nipress adalah PT Trinitan International dengan kepemilikan 24,03 persen, PT RDPT Nikko InÂdonesia sebanyak 16,82 persen, dan PT Tritan Adhitama Nugraha dengan kepemilikan sebesar 16,34 persen. Nippress rencananya melakukan non-preemptive rights issue sebesar Rp 90,6 miliar. PerÂseroan bakal menerbitkan 148,6 juta saham baru atau setara denÂgan 10 persen dari modal ditemÂpatkan dan disetor dalam aksi tersebut.
Manajemen Nipress menjelasÂkan, perseroan menargetkan harÂga pelaksanaan non-preemptive rights issue tersebut pada harga Rp 610 per saham. Nilai tersebut mencerminkan harga saham rata-rata perseroan pada perdaganÂgan saham di Bursa Efek IndoneÂsia (BEI) dalam 30 hari terakhir. Nantinya, non-preemptive rights issue tersebut dapat dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak disetujui dalam RUPS LB.
Tentunya, akibat penerbitan saham baru, maka kepemilikan saÂham pemegang saham perseroan akan mengalami penurunan (diluÂsi) sebesar 9,09 persen. SementaÂra itu, setelah aksi korporasi terseÂbut kas perseroan akan meningkat 174,3 persen menjadi sebesar Rp 123,7 miliar dari sebelumnya Rp 33 miliar. Sedangkan aset meninÂgkat sebesar 7,55 persen menjadi Rp 1,29 triliun dari sebelumnya Rp 1,20 triliun. Jumlah ekuitas juga akan meningkat menjadi Rp 666,8 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 575 miliar.
(Apri/*)