Selepas lulus kuliah di jurusan teknik mesin, Rianto Adji mengawali karir sebagai staf di sebuah perusahaan farmasi. Karirnya terus melesat hingga akhirnya Rianto dipercaya menjadi General Manager di salah satu perusahaan furnitur terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Bogor. Ia bercerita, semua yang diraihnya saat ini tak terlepas dari sikapnya yang profesional dan hobinya dalam membaca buku. Seperti apa kisahnya?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Siang itu merupakan wakÂtu yang cukup sempit bagi Rianto Adji. Ia tengah disibukan dengan agenda rapat internal perusaÂhaan dan kegiatan lainnya, terÂmasuk bertemu dengan wartaÂwan BOGOR TODAY. Waktu demi waktu ia manfaatkan betul dengan baik. Selepas rapat, Rianto kemudian berbincang santai dan bercerita mengenai kisah hidupnya dulu dan sekaÂrang.
Pria kelahiran Semarang, 10 Desember 1962 ini mengaku saat memulai karir, ia tak lantas langsung menduduki jabatan strategis di perusahaan. “Karir saya merangkap. Saya banyak bekerja sebagai profesional. Memulai karir sebagai staf di perusahaan farmasi, perbanÂkan, garment. Kemudian, 15 tahun terakhir ini saya bekerja di dunia furniture sebagai GM marketing ini menarik karena harus terus berinovasi dan kreÂatif,†kata Rianto.
Perjalanan karir dari staf terbawah ia lakoni dengan penuh tanggung jawab dan profesional sehingga mendaÂpatkan hasil yang memuasÂkan. “Filosofi kerja saya, jadÂlah yang terbaik diposisi Anda saat ini. Jadi, saya ketika bekerja di jabatan level apapun, saya tidak menggebu untuk menjadi manager tapi saya berusaha menjadi staf terbaik saat itu. Karena ketika ada kesempatan untuk naik jabatan, pasti yang terbaik yang akan diberi kesempatan,†ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, dalam hidupnya ia tak pernah berhenÂti untuk belajar. Membaca buku pun ia jadikan sebagai hobi sejak dulu. Baginya, membaca tidak mengenal usia dan wakÂtu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Dengan membaca maka pengetahuan bertambah.
“Saya menambah ilmu sendiri dengan mengalokasikan 10 persen dari income setiap bulan untuk beli buku dan ikut seminar. Jadi, saya tidak menunggu perusahaan memberiÂkan training tapi saya mencari sendiri. Salah kalau kita mengeÂluh kurang ilmu, karena di toko buku ada jutaan judul buku yang bisa dibaca untuk menjadi guru. Itu yang meningkatkan kemampuan saya,†jelasnya.
Dalam bekerja, Rianto pun mengaku tak terlalu menerapkan peraturan yang mengeÂkang para bawahannya. “Saat bekerja saya tidak terlalu memberikan syarat. Tapi, saya menerapkan penedekatan seÂbagai teman kerja. Saya beruÂsaha menjadi panutan untuk staf saya. Buat saya, bukan bagaimana kita suskses, tapi bagaimana membuat orang lain sukses. Kalau kita memÂbuat anak buah sukses, pasti kita juga sukses,†imbuhnya. (*)