NASIONALIS adalah sikap dan tindakan yang mencintai bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Bahkan karena sangat cinta pada bangsa dan negaranya, seorang yang mempunyai jiwa dan semangat nasionalis, rela berkorban dengan harta dan nyawanya, demi kejayaan dan kehormatan bangsa dan negaranya.
Oleh: HERU BUDI SETYAWAN, S.Pd.PKn
Guru PKn SMA/SMK Informatika Pesat Bogor
Pemahaman religius disini adalah sikap dan tindakan yang mencerÂminkan nilai-nilai agung yang terkandung pada ajaran agamanya. Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari naÂsionalis religius adalah sikap dan tindakan mencintai bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan yang didasarkan pada nilai-nilai agung dari ajaran agama.
Karena bangsa Indonesia seÂbagian besar beragama Islam, maka adalah logis, nasionalis reÂligius bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Islam. Padahal bangsa Indonesia, kenyataannya adalah bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika, yang artiÂnya berbeda-beda tapi tetap satu juga. Di Indonesia ada lima agama yang diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindhu dan Budha. Selain kelima agama ini, di Indonesia terdapat juga banÂyak aliran kepercayaan dan bahÂkan aliran sesat. Inilah pekerjaan rumah besar yang harus diseleÂsaikan oleh pemerintah dan seluÂruh komponen bangsa, agar aliran kepercayaan dan aliran sesat ini kembali ke lima agama yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia.
Indonesia bukan negara agaÂma, Indonesia juga bukan negara sekuler, tapi Indonesia adalah NKRI (Negara Kesatuan Republik IndoÂnesia) yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945 (yang sudah diamandemen sebanyak empat kali). Pancasila dan UUD 1945 tidak bertentangan dengan agama, khususnya Islam. Pancasila dan UUD 1945 adalah tiÂtik temu atau perjanjian luhur bagi bangsa Indonesia yang punya ciri Bhinneka Tunggal Ika ini dan terÂdiri dari lima ajaran agama, banyak aliran kepercayaan dan mempunÂyai lebih dari dua ratus suku bangÂsa, hebat bukan, mana ada negara seperti Indonesia.
Belum secara fisik, Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari tiga belas ribu pulau, dengan kekayaan sumÂber daya alam yang sangat luar biasa, baik itu di bidang kehutaÂnan, perikanan, perkebunan, peterÂnakan, pertanian, flora dan fauna, keindahan panorama alam, iklim tropis yang sangat mendukung kegÂiatan di bidang pertanian sepanjang tahun, pertambangan, minyak dan gas. Sehingga kita sering menyebut Indonesia itu secuil surga yang ada di permukaan bumi.
Tapi kenapa sampai sekarang bangsa Indonesia tidak maju dan tidak makmur rakyatnya, inilah permasalahannya. Sehingga tidak salah kalau K.H.Abdullah GymnasÂtiar atau yang beken dipanggil Aa Gym, mengatakan bangsa IndoneÂsia itu jauh dari agama, meski kita terbesar di dunia jumlah umat IsÂlamnya. Makanya kita tidak maju-maju, banyak korupsi, dan seabrek masalah yang dialami bangsa IndoÂnesia, karena kita jauh dari Allah. Ustadz Yusuf Mansur juga berkeÂinginan, suatu saat Presiden IndoÂnesia rapat Kabinet, rapat dengan Gubernur, Bupati/Walikota jam 03.00 pagi sekalian dengan solat tahajud bersama. Juga tidak ketÂinggalan Ustadz Muhammad Arifin Ilham selalu mendoakan agar para pemimpin negeri ini hanya cinta dan takut pada Allah dan RosulÂnya, serta para pemimpin negeri ini untuk selalu memakmurkan Masjid. Ini semua adalah bentuk keinginan para Ustadz tersebut agar para pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia yang muslim unÂtuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, seÂhingga menjadi hamba yang soleh dan solehah, Aamiin. Maka dibuÂtuhkan keseriusan dari kita semua untuk menerapkan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan dan Masyarakat IndoÂnesia Semakin Sekuler dan Liberal
Pendidikan dan masyarakat kita selama ini memang sekuler dan liberal, meskipun tujuan dan fungsi pendidikan kita sudah bagus, yaitu pendidikan nasiÂonal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakÂwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menÂjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendidikan dan sekolah di InÂdonesia, kecuali pondok pesantren dan sekolah religius ( sekolah Islam Terpadu dan sekolah berbasis keÂagamaan ) memang sekuler hal bisa kita lihat dari struktur kurikulum yang hanya memberikan tiga jam pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (ini masih bagus kuriÂkulum sebelumnya hanya dua jam).
Selama ini adanya pemisahan ilmu agama dan ilmu non agama, padahal menurut agama kita ilmu itu hanya berasal dari Allah. Tapi oleh dunia barat ilmu itu dipisah antara ilmu dunia dengan ilmu akhirat, padahal dunia dengan akhirat itu berhubungan dan tidak terpisah, bahkan bagi orang beriÂman lebih mementingkan kehiduÂpan akhirat dari pada kehidupan dunia,karena kehidupan di dunia ini hanya sementara, sedang keÂhidupan di akhirat kekal selamanÂya. Kehidupan di dunia ini sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat.
Justru kalau seseorang lebih mementingkan kehidupan akhirat akan berhati-hati dalam bertindak di dunia ini. Hati-hati untuk tidak nyontek sewaktu ulangan, hati-hati untuk tidak korupsi sewaktu bekerja dan diberi amanah, hati-hati untuk tidak makan yang haÂram, hati-hati untuk tidak KKN, hati-hati untuk tidak pacaran. Dan menurut Rosul orang cerdas adalah orang yang selalu menginÂgat kematian atau lebih mementÂingkan kehidupan akhirat. GamÂbaran kenikmatan dunia itu ibarat, jika kita mencelupkan jari telunjuk kita di samudra, maka tetesan air dari jari telunjuk adalah kenikÂmatan dunia, sementara seluruh air yang ada di samudra adalah kenikmatan akhirat, Subhanallah.
Sementara kebanyakan maÂsyarakat Indonesia yang muslim ini adalah Islam abangan, kalau tiÂdak boleh saya katakan Islam KTP, artinya mereka Islam tapi kurang serius dalam menerapkan ajaran agama Islam. Hal ini terbukti masih banyak buta huruf Al Qur’an pada masyarakat Indonesia, termasuk juga masih ada beberapa jamaah haji Indonesia yang buta huruf Al Qur’an, ciri yang lain adalah tingkat rata-rata solat wajib berÂjamaah di Indonesia sekitar 10 %, kecuali solat jum’at dan solat dua hari raya, data ini menurut DMI ( Dewan Masjid Indonesia ), masih banyak juga wanita muslim di InÂdonesia yang belum menutup auÂrat padahal wanita yang membuka aurat tidak akan mencium baunya surga, apalagi masuk surga. Para wanita yang tidak berhijab ini beralasan yang penting solat dan baik kelakuannya dari pada meÂmakai hijab tapi berakhlak jelek, padahal yang benar adalah wanita harus berhijab sekaligus berakhlak baik. Atau alasan lain, yaitu belum siap berhijab, menunggu samÂpai sadar dulu, atau menunggu sampai tua dulu, sekarang masih muda, maka biar kelihatan modis dan gaul. Padahal kita tidak bisa menjamin besok masih hidup atau meninggal dunia.
Urusan menunda-nunda berÂhijab, juga berlaku untuk urusan menunda-nunda umrah, haji mauÂpun urusan agama yang lain, tapi giliran urusan dunia semuanya diÂnomor satukan kalau perlu sampai berhutang untuk membeli motor, mobil dan rumah dan kebutuhan konsumtif lainnya, itulah ciri-ciri sebagian besar masyarakat IndoÂnesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia sekarang di segala bidang kehidupan semakin liberal dan sekuler, ini sungguh menyedihkan.
Sejarah membuktikan Islam sulit dikalahkan oleh pedang dan senjata, tapi Islam bisa dihancurÂkan oleh kemaksiatan, contohnya adalah Andalusia yang hancur karena pemudanya diserbu denÂgan kemaksiatan, yaitu minuman keras, pergaulan bebas, perzinaÂhan, dan semua budaya yang meÂnyebabkan pemuda Andalusia lupa kepada Allah dan RosulNya. Semoga hal ini tidak dialami oleh pemuda-pemudi Indonesia. Tapi kalau kita melihat fenomena seÂlama ini, hal yang terjadi di AnÂdalusia itu sekarang dialami juga oleh pemuda-pemudi di IndoneÂsia. Apalagi Indonesia adalah negÂara terbesar jumlah muslimnya di dunia, akan menjadi sasaran yang empuk dari dunia barat dan musuh-musuh Islam, dengan seÂrangan pornografi dan pornoaksi, semua budaya dan gaya hidup yang menyebabkan kita lupa dan lalai dengan Allah dan Rosul.
Serangan ini bisa lewat makanÂan, minuman, pakaian, film, teleÂvisi, media cetak, media elektronÂik, musik, olahraga dan lain-lain. Bahkan yang terakhir dan paling jahat umat Islam dicap sebagai teroris, termasuk ekskul Rohis di sekolah dituduh sebagai tempat kaderisasi aliran Islam garis radiÂkal, tapi Alhamdulillah hal ini langÂsung diprotes keras oleh kalangan alim ulama dan cendikiawan musÂlim serta seluruh rakyat Indonesia. Sungguh semua cara dilakukan untuk menghancurkan umat IsÂlam. Makanya kita harus bangkit dan terus mengedukasi pemuda-pemudi dan seluruh umat, agar menjadi hamba yang kritis dan pandai membaca situasi nasional dan internasional, agar umat tidak mudah terprovokasi dan dibodohi.
Tujuh Sunnah Harian Rosul adalah Solusinya
Memperhatikan semua fenomÂena di atas, maka penulis menÂgusulkan pada pemerintah agar menerapkan tujuh sunnah harian Rosul di sekolah umum dan pada peserta didik yang muslim. Karena penerapan tujuh sunnah harian Rosul sudah diterapkan di Pondok Pesantren dan sekolah yang berÂciri Islam. Baik penulis akan bahas satu persatu, yaitu:
Pertama, solat tahajud. Banyak manfaat dari solat tahajud, baik di dunia maupun di akhirat. KemuÂliaan seseorang terletak pada solat tahajud, sehingga seorang hamba yang sudah istiqomah solat tahaÂjud, akan merasa rugi, jika sehari tidak solat tahajud. Keikhlasan seÂseorang juga bisa dilihat dari solat tahajud, karena kebanyakan orang pada jam tahajud pada enak-enaÂknya tidur, seorang penggemar tahajud bangun dari tidurnya unÂtuk ambil air wudu dan bermunaÂjat serta curhat pada Allah.
Untuk pembiasaan solat tahaÂjud pada peserta didik, bisa dilakuÂkan dengan saling membangunkan dengan SMS, tiap hari ada peserta didik yang membangunkan lewat HP. Jadwal petugas yang memÂbangunkan sesuai dengan tanggal dan nomor absen peserta didik, misal tanggal 1 maka yang bertugas adalah nomor absen 1 dan seterÂusnya. Jika ada peserta didik yang non muslim, maka wali kelas yang menggantikannya, sekaligus wali kelas yang menjadi koordinator kegiatan ini di kelasnya.
Sementara pemerintah denÂgan powernya bisa mengatur acara televisi jangan sampai larut malam, agar masyarakat cepat tiÂdur dan cepat bangun tidur untuk bisa solat tahajud.
Kedua, baca Al Qur’an. PedoÂman bagi seorang muslim agar seÂlamat dunia dan akhirat adalah Al Qur’an dan Hadist. Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang berÂtaqwa (QS Al Baqarah ayat 2). Al Qur’an juga sebagai obat, jika kita membaca Al Qur’an, maka hati kita akan tenang. Jika peserta didik suka baca Al Qur’an, maka hatinya menjadi tenang dan tidak kenal galau. Agar peserta didik terbiasa baca Al Qur’an, maka sekolah bisa membuat program membaca Al Qur’an sebelum belajar dimulai. Atau guru diwajibkan jika mengaÂjar harus selalu dihubungkan denÂgan Al Qur’an dan Hadist.
Peran pemerintah bisa memÂberi apresiasi terhadap penghaÂfal Al Qur’an, misal penghafal Al Qur’an diberi beasiswa, diterima jalur prestasi pada PPDB (PendafÂtaran Peserta Didik Baru).
Ketiga, solat berjamaah. Solat berjamaah banyak manfaatnya dan banyak pahalanya. Solat berÂjamaah juga melatih kebersamaan, solidaritas, demokrasi, kepemimpÂinan dan kedisiplinan, karena diÂlakukan tepat waktu dan secara bersama-sama. Pembiasaan solat berjamaah di sekolah bisa dilakuÂkan pada waktu solat dzuhur,ashar dan solat jum’at. Pihak sekolah haÂrus menghentikan proses pembeÂlajaran sewaktu ada bunyi adzan.
Pemerintah juga harus memÂbantu kegiatan ini, misal menghaÂruskan pada semua televisi untuk menampilkan jadwal solat pada berita berjalan dan membunyikan adzan sebanyak lima kali sehari, bukan seperti sekarang cuma adÂzan subuh dan magrib saja.
Keempat, solat duha. Kegiatan solat duha bisa dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai, dan kegiatan ini juga digabung dengan kegiatan membaca Al Qur’an. Solat duha adalah solat untuk membuka dan memperoleh rejeki. Rejeki tiÂdak hanya harta benda, tetapi juga kesehatan, kemudahan, peserta didik yang patuh pada orang tua dan gurunya.
Peran pemerintah di sini bisa menganjurkan pada sekolah untuk melakukan solat duha.
Kelima, sedekah. Banyak manÂfaat dari sedekah, sedekah bisa menolak bencana, sedekah bisa mendatangkan rejeki, bahkan bisa melipatgandakan rejeki sesuai janji Allah, kalau kita bersedekah maka akan diganti sebanyak 700 kali atau lebih. Pembiasaan sedekah di sekoÂlah, bisa dengan keropak setiap hari, kemudian setiap minggu sekali dilaporkan saldo dan penggunaaanÂya secara transparan, sehingga dipercaya oleh warga sekolah dan meransang warga sekolah untuk bersedekah. Peran pemerintah bisa membuat penilaian dan pengharÂgaan kepada sekolah yang paling baik mengelola sedekah dengan baik dan produktif serta maslahat.
Keenam, jaga wudu. Rosul selama hidupnya tidak pernah menyentuh tangan perempuan, kecuali muhrimnya. Rosul lebih memilih dipaku kepalanya, dari pada harus bersalaman dengan perempuan yang bukan muhrimÂnya. Bilal masuk surga karena seÂlalu menjaga wudu. Banyak manÂfaat dari jaga wudu, jika kita jaga wudu maka, Malaikat ada di atas kita. Jika kita jaga wudu, wajah kita selalu cerah dan bicara kita didenÂgar serta berwibawa. Jika kita jaga wudu, sewaktu meninggal, maka langsung masuk surga. Betapa inÂdahnya jika pembiasaan jaga wudu ini ada di kalangan peserta didik, maka peserta didik tidak ada yang menyontek, tidak ada yang paÂcaran, tidak ada yang usil dan geÂnit dan tidak ada yang tawuran.
Peran pemerintah yang bisa dilakukan adalah membuat iklan layanan masyarakat, memasang poster, stiker dan baliho yang berÂhubungan dengan jaga wudu, misÂal,†Sudahkah anda jaga wudu,†atau kalau selama ini ada poster berÂbunyi,†Jagalah kebersihan,†maka kita ganti menjadi,†Jagalah hati, jangan kau kotori,†dan lain-lain,
Ketujuh, selalu beristiqfar/ berdzikir. Ibadah yang paling muÂdah dilakukan adalah dzikir, kareÂna dzikir tidak mengenal waktu seperti solat. Manfaat dzikir sangat banyak sekali, salah satunya dzikir membuat hati kita menjadi tenÂang. yang dicari manusia adalah ketenangan, orang senang belum tentu tenang, tapi kalau orang tenang pasti senang. Pembiasaan yang dapat dilakukan sekolah adalah mengadakan dzikir secara bersama-sama sewaktu kegiatan solat duha. Atau dzikir juga bisa dilakukan di sela-sela kegiatan proses pembelajaran, agar peserta didik tidak mengantuk dan bosan. Dzikir yang paling mudah adalah dzikir lisan, dan buah dari dzikir adalah amal soleh.
Peran dari pemerintah yang dapat dilakukan adalah dengan memberi contoh teladan pada rakyÂatnya. Jika program ini berhasil, maka sepuluh atau lima belas taÂhun lagi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, dihormati dan disegani, penuh keberkahan dan diridhoi Allah. Sebagaimana firman Allah “Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepaÂda Allah, niscaya Allah turunkan keÂberkahan dari langit dan bumi, tetaÂpi kalau menggunakan ni’matNya untuk berbuat zholim, maka kami azab mereka karena kejahatan merÂeka†(QS Al ‘raf 96).
Itulah sebabnya kita berharap agar semua pihak, yaitu semua warga sekolah, pemerintah, orang tua, peserta didik menerapkan tujuh sunnah harian Rosul ini denÂgan serius dan istiqomah. (*)