SURIAH TODAY – Kelompok gerilyawan yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeksekusi mati anggotanya sendiri yang merupakan warga negara Indonesia. Pria yang belum diketahui identitasnya ini dipenggal dengan tuduhan mendonasikan darahnya yang telah terinfeksi AIDS.

Dilansir Daily Mail, 23 Juni 2015, darah itu dimaksudkan untuk didonasikan kepada anggota milisi ISIS lainnya yang berbasis di Shaddadi, Provinsi Hasaka selatan. Seorang anggota milisi asal Mesir tertular AIDS setelah menerima darah itu.

Penyelidikan dan tes kesehatan pun di­lakukan oleh ISIS. Dari penyelidikan itu, ter­ungkap bahwa orang Indonesia itu telah men­derita AIDS sebelum bergabung dengan ISIS di Suriah pada September 2015.

Aktivis di Sound & Picture, lembaga hak asasi manusia di Suriah, mendapatkan infor­masi dari seorang anggota ISIS yang memakai nama samaran Abu Qatada. “Awalnya, kami menemukan satu kasus dari orang Indonesia, saat dia mendonasikan darah di salah satu rumah sakit ISIS,” ujarnya.

Informasi dari Abu Qatada, orang Indone­sia itu tahu dia terkena AIDS dan telah men­jalani tes di negaranya. Dari hasil tes itu, ter­bukti dia terinfeksi AIDS. Dia datang ke Suriah tahun lalu dengan maksud berjihad. Namun, dia malah dieksekusi mati atas tuduhan meru­gikan anggota ISIS lainnya dengan mendona­sikan darah kepada pejuang yang terluka.

Penyelidikan lainnya mengarah kepada gadis Yazidi, 15 tahun, yang dijadikan bu­dak nafsu. Terungkap pula bahwa gadis itu ternyata juga mengidap AIDS yang tertu­lar karena kerap diperkosa para pejuang ISIS. Dua pejuang asal Arab Saudi yang memerkosa gadis Yazidi itu juga positif AIDS setelah dipaksa menjalani tes kesehatan. Na­mun, penyelidikan dan tes kesehatan segera dihentikan lantaran seorang komandan ISIS juga memerkosa gadis Yazidi yang dijadikan budak nafsu itu.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================