MENGAPA media lokal di Bogor cenderung mempraktikan jurnalisme negatif yang menyerang, ketimbang jurnalisme positif yang friendly? Pertanyaan ini munÂcul dari beberapa pejabat di lingkungan Pemkot dan Pemkab Bogor, termasuk dari Walikota Bima Arya.
Sejak era reformasi 1998, memang hamÂpir semua media terjebak doktrin bad news is good news. Yang menjadi fokus media adalah penyimpangan yang dilakukan kalangan biÂrokrasi. Media mengontrol habis para aparat negara. Hal-hal positif yang dilakukan aparat sering diabaikan media. Kalau toh diberitakan, pasti porsinya kecil.
Celakanya, aparat pemerintah juga memberikan apresiasi besar-besaran pada jurnalisme menyerang. Sementara, media yang mengembangkan jurnalisme positif dan friendly sering diabaikan. Jadi, jangan heran jika para wartawan masih menganggap dokÂtrin bad news is good news itu masih patut dipertahankan. Padahal doktrin ini jauh dari keramahan dan tidak mencerdaskan. So….?