MAKIN ruwetnya konflik persepakbolaan Tanah Air membuat gerah klub-klub yang berada di bawah naungan Persatuan Sepakbola SeÂluruh Indonesia (PSSI), baik itu dari Liga Super Indonesia (ISL) dan Liga Indonesia Divisi Utama
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]
Dua klub sepakbola yang menjadi kontestan Liga Indonesia Divisi Utama pun angkat biÂcara. Mereka adalah Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bogor (Persikabo) dan Persatuan Sepak Bola Indonesia Wamena (Persiwa).
Direktur Operasional Persikabo, Mahputyono menuntut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi untuk membuka ruang dan duduk bersama untuk menjernuhkan suasana yang semakin keruh. “Sebaiknya Menpora dan PSSI duduk bersama. Alangkah indahnya kalau bisa dibicarakan dengan keÂpala dingin,†katanya.
Lebih lanjut Mahputyono juga memprotes keras keÂmunculan Djohar Arifin yang mengatasnamakan PSSI. Dirinya menganggap tindakan tersebut sangat tidak etis dan hanya memperkeruh suasana.
“Akan lebih indah jika proses berjalan seperti peÂmilihan Presiden yang dahulu. Siapapun yang menang dikasih kesempatan untuk menjalankan sambil dievaluÂasi dalam perjalanannya. Diberikan waktu untuk bekerÂja. Harus dikedepankan sikap menerima,†ujarnya.
Senada, Manajer Persiwa, Agus Santoso pun mengÂinginkan adanya forum bersama antara Menpora denÂgan PSSI yang dipimpin oleh Ketua Umum (Ketum) La Nyalla Mahmud Mattalitti.
“Sebaiknya antara PSSI dan Menpora duduk berÂsama.Dengan kondisi sepak bola seperti saat ini, tentu saja kasihan masyarakat pencinta bola. Sudah kehiduÂpan sulit, hiburan rakyat tidak ada,†keluhnya.
Menurutnya saat ini sepak bola sedang pada titik nadir terendah akibat dari ulah Menpora yang berkeÂinginan mengkudeta PSSI. â€Menurut kami perbaikan yang digembor-gemborkan hanya sebagai alasan untuk mengkudeta PSSI,†ujar Agus.
Ketika ditanya terkait dengan keputusan Menpora yang akan menggelar kompetisi di bawah kendali tim transisi, Persikabo menjawab secara tegas posisinya. “Persikabo merupakan anggota PSSI dan akan tunduk pada segala aturan PSSI. Serta mengakui kepengurusan PSSI yang sah,†tegas Mahputyono.