BOGOR, Today – Gabungan Bridge SeluÂruh Indonesia (GABSI) Kota Bogor bakal mempunyai gawe besar dua tahun menÂdatang. Pasalnya, PABSI Kota Bogor bakal didapuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge.
Sekretaris Umum GABSI Kota Bogor, Nursamsi mengatakan bahwa pemilihan tersebut berkaca dari rentetan prestasi yang ditorehkan PABSI Kota Bogor, pada Kejurnas Bridge dua tahun mendatang Kota Bogor didapuk menjadi tuan rumah. “Ini suatu kehormatan dan taÂwaran yang menarik. Tapi kami lebih daÂhulu akan berkonsultasi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bogor dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terlebih dahulu,†katanya.
Kontingen Bridge Kota Bogor berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge antar kota ke-53 yang digelar di Kota BanÂda Aceh, Sabtu-Minggu (9-16/5/2015). Tim Kota Bogor berhasil menjadi jawara di kelas A atau Divisi Utama usai menunÂdukkan tim Kota Jakarta Pusat dan Tim Kota Bandung di dua sesi akhir.

Sekretaris Umum (Sekum) GabunÂgan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Kota Bogor, Nursamsi mengatakan bahwa prestasi GABSI Kota Bogor menÂgalami penurunan bila dibandingkan dengan dua tahun lalu pada Kejurnas Bridge yang digelar di Pontianak. Saat itu Kota Bogor berhasil menduduki peringÂkat dua.
“Dua tahun lalu kami berhasil menyÂodok hingga ke babak final dan berhasil meraih peringkat kedua. Namun karena persiapan di tahun ini yang terbilang minim, maka kami gagal melaju ke babak final,†katanya kepada BOGOR TODAY, Kamis (14/5/2015).
Tim Bridge Kota Bogor menurunkan lima orang atlet dari enam atlet yang seÂharusnya diterjunkan. Kelima orang itu antara lain Nursamsi, Dadan Waradia, Aria Nagasatra, Herry Gere serta Kapten tim Uke Saminjaya.
Dikatakannya, Tim Kota Bogor gagal melaju ke babak final karena pada babak awal kalah dari Kota Manado dan Kota Pontianak. Dalam kejuaraan tersebut Kota Surabaya berhasil menjadi kampiun usai menyingkirkan Kota Jakarta Pusat di babak final. Serta juara ketiga ditempati oleh Kota Manado.
“Kita baru saja selesai menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (MusÂdalub), sehingga persiapan secara tekÂnis dan non teknis sedikit terkendala. Kepengurusan GABSI Kota Bogor terlamÂbat melakukan pembentukan tim, jadi hasilnya tidak bisa optimal,†jelasnya.
Kejuaraan Klas A diikuti oleh 13 tim elite Nasional, seperti Kota Manado, Kota Minahasa, Kota Jakarta Pusat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota SuraÂbaya, Kota Bogor dan masih banyak kota lainnya yang turut berpartisipasi.
Pada sesi awal hasil pertandingan Tim Kota Bogor berada di papan tengah sehingga berat untuk masuk empat beÂsar pada hari pertama. Walaupun menÂgalahkan semifinalis dua tahun lalu, yakÂni Kota Minahasa, akan tetapi Tim Kota Bogor harus mengakui keunggulan tim Kota Manado di pertandingan setelahnÂya.
(Adilla Prasetyo Wibowo)