Berbicara mengenai fitri, kita semua di bulan syawal ini diÂÂharapkan dapat menjadi kemÂÂbali bersih, suci karena setelah proses berpuasa satu bulan penuh yang kita lalui maka di Idul fitri kita bersilaturahmi saling memaafkan.
Memberi maaf dan mau memafkan kesalahan orang lain. Sehingga disebutÂÂlah kita kembali ke fitri, kembali suci karena semua kesalahan dan kekhilafan yang kita lalui di waktu lalu telah dimaafÂÂkan. Namun setelah dimaafkan bukan berarti kita bisa berbuat dosa kembali, melainkan benar benar memperbaiki diri dan tidak mengulang kekhilafan dan kealfaan yang pernah kita perbuat baik yang disengaja maupun tidak disengaja pada orang lain, begitulah kira-kira hiÂÂjabers makna kembali ke fitri.
Berbicara fitri, proses ketika kita mampu memaafkan kesalahan orang lain, subhanallah itu adalah sesuatu hal yang sangat luar biasa. Karena memberi maaf tentu sangat indah dan berbudi luhur. Tidak semua orang dapat denÂÂgan mudah memafkan kesalahan orang lain. Terkadang maaf di mulut tapi tidak di hati. Terkadang pula perkataan tidak sesuai dengan perbuatan. Dalam perÂÂkataan memaafkan tetapi aplikasi dalam perbuatan tidak semudah itu. Maka diperlukan niat yang tulus, keiklaÂÂsan hati, dan ketegaran seseÂÂorang dalam memÂÂberi maaf.

Dimaafkan bukan berarti lalu menyalahgunakan kesempatan yang diberikan. Ketika hijaber sudah diÂÂmaafkan akan kesalahan yang pernah kita perbuat. Jangan semena-mena dan seenaknya mengulangi kembali kesÂÂalahan yang telah diperbuat. Amanah adalah mahal. Jadi mesti dipelihara dan dijaga. Bagaimana cara menjaga amanÂÂah? Diantaranya adalah dengan memÂÂperbaiki diri atau bermuhasabah. Lalu tidak menyia-nyiakan amanah dengan berusaha tidak berbuat dosa lagi atau tidak mengulang kembali kesalahan. Dengan demikian maka kita akan benar benar kembali ke fitri.
OLEH: DEWI PELANGI
[email protected]