SAMPAI hari kedua kerja pasca-Lebaran, masih banyak pegawai pemerintahan dan swasta yang bolos. Sebagian besar mereka masih berada di tanah kelahilannya, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hikmahnya, jalan-jalan di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bogor masih ramai lancar. Tak ada kemacetan berarti.
Bagi masyarakat di Jateng dan Jatim, seteÂlah Idul Fitri ada hari raya ketupat. Di Solo disebut ba’dan alias pesta setelah puasa sunat Syawal 6 hari. Entah siapa yang memulai hari raya ketupatan ini. Tak ada kitab yang mengupasnya. Ini memang hanya tradisi khas NuÂsantara. Bukan bagian dari ritual ibadah yang dipandu Hadits.
Mengapa dinamakan hari raya ketupatan? Ceritanya, hari raya ketupatan ini untuk menghormati mereka yang berpuasa Sunnat Syawal selama 6 hari. Muslim nusantara masa lalu adalah masyarakat simbol. Siapa yang melakukan puasa Syawal 6 hari setelah puasa Ramadlan, maka dianggap “cukup lengkap†ibadahnya. Cukup itu bahasa Arabnya “iktaÂfaaâ€, mirip bunyinya dengan “ketufat,†bukan dengan bunyi lontong dan opor.
