Direktur ADES, Wihardjo Hadiseputro, mengungÂkapkan bahwa perseroÂan akan membeli mesin produksi minuman beserta perÂlengkapan penunjang dan konÂstruksi mesin. “Kebutuhan untuk rencana tersebut mencapai sekitar USD7 juta,†ungkap Wihardjo.
Lebih lanjut, dia mengungkapÂkan pembelian mesin akan didanai dari arus kas internal perseroan dan pinjaman bank. Menurutnya, penambahan kapasitas mesin itu dibutuhkan seiring dengan perÂtumbuhan bisnis minuman perÂseroan sejal tahun lalu.â€Selain itu kapasitas produksi terpasang dari pabrik Cibinong saat ini hampir seluruhnya sudah digunakan,†ujarnya.
 Seperti diketahui, ADES selama ini menjadi produsen air kemasan merk Nestle Pure Life dan Vica Royal. Selain itu, ADES juga fokus pada segmen kosmetik dengan brand Makarizo.
Sementara itu, Direktur ADES, M Wisnu Adjie menÂgungkapkan rencana peruÂsahaan untuk meluncurkan produk minuman kesehatan baru melalui brand Pure Real. “Saat ini baru tes pasar, dan belum ada target khusus terkait produk ini. Pure Real ini adalah sejenis susu kedelai murni,†ujarnya.
Dia menuturkan terÂdapat pertumbuhan tren masyarakat yang lebih peduli kepada kesehatan.
Atas dasar itulah, perseroan menilai terdapat peluang unÂtuk memasuki pasar tersebut, karena permintaan diprediksi akan terus tumbuh.
“Produk ini mengandung protein, dan bisa menjadi penganti susu. Kami belum bisa menjabarkannya karena produk belum diluncurkan secara resmi. Harga yang diÂtawarkan cukup kompetitif,†ungkapnya.
Terkait dengan pertumÂbuhan beban pokok penjuaÂlan yang dipengaruhi kenaiÂkan harga, kenaikan upah, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta keÂbutuhan pemasaran, persÂeroan telah menaikkan harga produk hingga 10 persen pada awal tahun ini.
Karena kondisi perekonoÂmian belum pasti, Wisnu masih kesulitan memperkirakan keÂmungkinan adanya kenaikan harga kembali pada tahun ini. Dia menambahkan dalam meÂnetapkan harga, perseroan mempertimbangkan situasi ekonomi serta harga produk dari kompetitor.
Menurutnya, peluang perÂtumbuhan bisnis konsumsi pada tahun ini cukup berat. Meskipun begitu, perseroan tetap meyakini permintaan pada produk minuman akan terus tumbuh, khususnya dipacu oleh peningkatan populasi.
“Untuk kosmetik mungkin pertumbuhannya lebih landai pada tahun ini. Pengeluaran untuk barang sekunder tidak setinggi sebelumnya. Tahun ini, pertumbuhan lebih ditoÂpang dari bisnis minuman. Tapi secara keseluruhan, kami yakin akan tetap tumÂbuh,†ungkapnya.
Penjualan ADES pada 2014 naik tipis dari tahun sebelumnÂya Rp502,52 miliar, menjadi Rp578,78 miliar. Beban pokok penjualan tumbuh 26,6 persen menjadi Rp279,88 miliar. KondiÂsi itu mengakibatkan laba bersih perseroan turun 45,24 persen dari Rp56,65 miliar menjadi Rp31,02 miliar. (BSN)