Presiden Direktur GaÂransindo Inter Global, Muhammad Al AbdulÂlah ketika berjumpa di Jakarta Selatan, Senin (27/7/2015) memastikan pemÂbatalan tersebut. “Rencana inÂvestasi ini semula sangat kuat, pihak prinsipal (FCA) menÂgakui kalau potensi Indonesia ke depan sangat besar bagi perkembangan bisnis otomotif, tapi keputusan sudah diambil,†ujar pria yang akrab dipanggil Memet ini.
Rencana FCA merakit lokal di Indonesia sudah bergulir seÂjak 2013, ketika penjualan ritel beberapa model unggulannya, seperti Jeep, Dodge, dan Fiat terus menguat di bawah distriÂbusi Garansindo. Sebagai mitra lokal, Garansindo ikut memÂfasilitasi opsi alternatif merakit kendaraan secara lokal di IndoÂnesia, agar lebih kompetitif.
“Kita sudah antarkan perÂwakilan prinsipal FCA yang datang ke Indonesia ke BKPM (Badan kordinasi Penanaman Moda), sempat mampir ke Gaya Motor (fasilitas perakitan milik Grup Astra), semuanya berjalan lancar. Sampai akhirnÂya, pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan PPnBM (Pajak Penambahan nilai atas Barang Mewah), mencapai 125 persen, mereka lantas memÂbatalkannya,†kata Memet menjelaskan.
Keputusan pembatalan prinsipal ini, jelas Memet, bukan karena melihat beban PPnBM yang dinaikkan menÂjadi 125 persen. Tetapi, lebih kepada kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak solid. Lewat regulasi yang terus berubah, membuat skema, perhitungan, strategi bisnis prinsipal tidak pasti. Padahal, biasanya cetak biru strategi suatu merek akan diproyekÂsikan dalam jangka panjang, apalagi sudah bicara soal peÂrakitan lokal.
“Terkadang kami dari pebiÂsnis (ATPM) suka malu kalau melihat perilaku pemerintah Indonesia. Kita sudah mengÂgiring investor, para prinsipal untuk menanamkan investasÂinya ke sini, bukannya dibanÂtu, justru dibuat bingung. SeÂmangatnya bertolak belakang dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk menarik investor asing,†ucap Memet, mengeluh.
Saat ini, FCA sudah meÂmutuskan akan menanamkan investasinya di India untuk merakit Fiat. Selain itu, prinÂsipal juga memastikan akan menambah investasinya di China sebagai basis perakiÂtan Jeep di Asia. Tanpa harus merakit secara lokal di InÂdonesia, prinsipal tetap bisa berjualan dengan kompetitif di Indonesia, lewat kerja sama ekonomi yang terjalin, seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dan ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA).
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]