BOGOR, TODAY – Sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bogor harus meningkatkan serapan ang­garannya pada siswa waktu semester II tahun 2015 ini agar tidak menimbulkan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) yang tinggi.

Hal itu diungkapkan Bupati Bogor, Nurhayanti jika ia akan terus mengevalu­asi secara ketat seluruh SKPD untuk me­ningkatkan serapan anggaran di tahun 2015 yang menyisakan waktu kurang lebih lima bulan lagi.

“Bulan ini terus kami evaluasi. Terma­suk melakukan percepatan-percepatan penyerapan anggaran pada semester dua. Tapi saya juga belum bisa memas­tikan berapa persen anggaran yang telah terserap pada semester satu kemarin,” ujar Yanti, Rabu (5/8/2015).

Ia menjelaskan, minimnya serapan anggaran pada semester I karena pen­cairan anggaran untuk kegiatan padat modal baru dimulai pada triwulan III dan IV. “Kan biasanya ada yang ambil uang muka dulu dan ada yang juga dikerjakan dulu di lapangan, baru nanti uangnyaa belakangan,” tuturnya.

Saat ditanya berapa persen target serapan anggaran di setiap SKPD di se­mester I, Nurhayanti mengaku tidak per­nah menargetkannya. “Tidak kami target yah, karena biasanya kan ada cash bud­get atau uang yang sudah ada, tapi pen­cairannya baru di awal semester II dan pada akhir tahun anggaran,” tegasnya.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Bupati juga berjanji akan melakukan evaluasi setiap saat. Bahkan, ia meminta agar laporan serapan anggaran dari Di­nas Pengelolaan Keuangan dan Barang daerah (DPKBD) masuk setiap hari. “Se­tiap hari saya minta progresnya seperti apa, kita masih punya waktu lima bulan kok. Maka ini harus dimanfaatkan den­gan baik supaya semua kegiatan dapat terlaksana,” urainya.

Sementara itu, Kepala DPKBD Kabu­paten Bogor, Rustandi menjelaskan jika pihaknya masih melakukan rekon atau memeriksa satu persatu data serapan anggaran dari masing-masing SKPD serta akan menyampaikan secara formal sera­pan anggaran pada semester I kepada DPRD.

“Kami masih melakukan cek dan ricek mengenai serapan anggaran pada semes­ter pertama dari setiap SKPD masing-masing. Setelah itu, kami juga akan sam­paikan ke DPRD Kabupaten Bogor,” ujar pria yang akrab disapa kang Rus ini.

Ia juga hanya bisa memberi sedikit bocoran mengenai data serapan angga­ran belanja daerah yang menurutnya su­dah 50 persen. Sementara untuk belanja langsung atau belanja modal masih terus dalam pemantauan.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Kalau belanja pegawai sudah pasti 50 persen, tapi persoalannya sekarang, untuk belanja langsung bulan Juni belum terlelang. Nah dalam kondisi normal saja, di awal semester II itu biasanya terserap­nya baru lima persen untuk tiap-tiap pa­ket,” jelas Rustandi.

Namunn, fakta dilapangan pada bulan Juni, SKPD seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) baru masuk proses lelang sehingga pi­haknya belum bisa memprediksi berapa sebenarnya silpa tahun ini.

“Tetapi intinya, sesuai rapat dengan Menteri Keuangan, semua daerah dido­rong untuk menurunkan SiLPA, karena itu akan mendorong pertumbuhan eko­nomi masyarakat,” katanya

Menurut Rus, di seluruh Indonesia, ta­hun lalu ada SiLPA sekitar 193 triliun dan sampai saat ini belum digunakan. “Kita berupaya silpa tahun ini kecil, karena jika belanja modal diserap, tentunya akan memberi pekerjaan pada perusahaan dan tenaga kerja dilapangan untuk men­dorong pertumbuhan ekonomi,” pung­kasnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================