JAKARTA, Today – Dengan keterba­tasan yang dimiliki, tujuh anak Indo­nesia bisa mewujudkan mimpi mereka untuk terbang ke Inggris dan berlatih bersama klub raksasa Liga Primer Ing­gris, Manchester United.

Hal tersebut diwujudkan oleh pro­gram Gerakan Sejuta Bola yang dipra­karsai oleh PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebagai produsen ban na­sional Achilles dan Corsa bekerja sama degan Kick Andy Foundation.

Tujuh anak tersebut tak sembaran­gan dipilih, mereka memiliki kisah luar biasa serta mengharukan dengan keterbatasan yang dimiliki, namun tetap giat bermain bola dan menggan­tungkan cita-cita mereka untuk men­jadi pesepakbola kelak.

“Kami tidak ingin membentuk pe­main bola untuk menjadi sebuah tim, kami juga tidak memilih mereka dari keluarga yang berkecukupan. Tapi ada hal-hal yang kami pikir luar biasa dari mereka meski dengan keterbatasan,” kata Ali Sadikin, pelaksana harian Kick Andy Foundation, Selasa (11/8).

Misalnya Marcellius Fanmakuni, bocah asal Alor tersebut dipilih atas rekomendasi seorang pelatih yang juga menemukan bakat Yabes Roni Malai­fani (Bali United, eks Indonesia U-19).

Marsel merupakan anak dari pas­angan suami-istri yang berprofesi se­bagai petani di Alor, sedangkan Mar­sel bekerja di Gereja tiap akhir pekan demi membantu pendapatan keluarga.

Ada juga jebolan dari timnas Indo­nesia U-12 asal Padang, Jero Pratama. Bocah mungil pengidola Lionel Messi itu disebut punya keterampilan drib­ble yang sangat baik – hingga sempat mendapatkan gelar the best player un­tuk sesi soccer skill training saat masa seleksi di Bali.

Namun, impiannnya pernah pupus untuk membela Indonesia pada 2012 di Jepang karena orang tuanya tak me­miliki biaya.

“Kami ingin bisa mewujudkan mim­pi anak Indonesia untuk bisa menjadi pesepakbola terkenal. Sejak awal bekerja sama dengan menjadi sponsor Manchester United di Indonesia, fokus kami adalah pada pegembangan usia muda,” papar M Zein Saleh selaku se­nior manager marketing MASA.

Dari tujuh anak yang terpilih untuk berlatih di Manchester United Soccer School, salah satunya adalah Robert Yawan Bedes asal Papua.

Robert seharusnya berangkat pada program tahun lalu. Namun, ia tergan­jal masalah paspor dan ada kisah di balik hal tersebut.

Robert merupakan anak dari pas­angan yang menikah dengan adat dae­rah dan lahir tanpa akta.

Ibunda kandung Robert tak diketa­hui keberadaannya untuk dimintai izin paspor sehingga butuh proses panjang dan akhirnya hak asuhnya diberikan sang bapak kepada pamannya agar bisa mendapatkan paspor.

“Puji Tuhan, berkat dukungan semua pihak termasuk pemerintah dan Kick Andy Foundation, setelah semua masalah administrasi tersele­saikan, kami bisa memberangkatkan Robert untuk berlatih dan mewu­judkan mimpinya bertemu idolanya Wayne Rooney,” papar Pieter Tanuri, presiden direktur MASA.

Selain Marsel, Jero dan Robert, em­pat anak lainnya yang akan terbang ke Manchester juga punya kisah haru yang berbeda.

Mereka terpilih bukan hanya karena keterampilan sepakbola, namun juga dengan berbagai pertimbangan saat masa seleksi di Bali. Mereka adalah I Kadek Dwi Kurniawan (Tabanan, Bali), Pamungkas Budi Wibowo (Solo, Jawa Tengah), Ayub Abdul Aziz (Semarang, Jawa Tengah) dan Ahmad Wahyudi asal Tulehu.

Bukan hanya berlatih di Manches­ter United Soccer School, ketujuh anak tersebut juga bakal menyaksi­kan langsung laga antara tim Setan Merah menjamu Newcastle United di Old Trafford, 22 Agustus mendatang.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================