JAKARTA, Today – PelemaÂhan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) memÂbuat Bank Mandiri melakukan stress test dengan menguji skenario terburuk. Dalam hal ini, bank dengan sandi saham BMRI melakukan uji skenarÂio kekuatan modal dengan analogi rupiah berada pada level Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kartika Wirjoatmodjo, DiÂrektur Finance & Strategy Bank Mandiri menyebutkan, tingÂkat permodalan Bank Mandiri masih dalam level cukup. “HasÂil dari stress test, modal kami dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) masih berada di 17,7 persen,†terang Kartika, Rabu (12/8/2015).
Dengan level permodalan itu, Kartika bilang, Bank ManÂdiri masih mampu menahan goncangan ketika level kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) mengalami peningÂkatan. Selain itu, Bank Mandiri juga masih bisa menjaga curÂrency lost.
Untungnya, lanjut KarÂtika, eksposur mata uang asÂing (khususnya dolar AS) di Bank Mandiri cuma berkisar 15 persen dari total pembiayaan. “Artinya, dampak penguatan US$ terhadap buku kami tidak terlalu material,†imbuhnya.
Sementara, saat disinggung mengenai NPL, Kartika menÂgaku, peningkatan NPL terjadi bukan karena pelemahan ruÂpiah terhadap dolar AS. MenuÂrut dia, peningkatan NPL lebih karena adanya perlambatan ekonomi secara nasional dan global.
(Adil | net)