“SAYA ingin krisis di dunia persepakbolaan Tanah Air bisa segera berakhir dan even sepakbola bisa kembali bergulir,†Asisten Pelatih Persikabo, Sairan
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]
Senada, Pelatih Persiba Balikpapan, Eduard Tjong, mengharapkan turÂnamen Piala Presiden bisa menjadi akhir krisis sepak bola Tanah Air. “Saya ingin even pertandingan sepak bola di Indonesia kembali bergulir,†katanya, Kamis (20/8/2015).
Menurut Eduard, Piala Presiden meruÂpakan turnamen resmi sepak bola Indonesia pasca-terhentinya kompetisi Liga Super IndoÂnesia seiring pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Eduard berujar, kisruh antara PSSI dan pemerintah sudah berdampak negatif pada sepak bola Indonesia. Sudah empat bulan lamanya nasib para pelaku cabak olahraga sepak bola terkatung-katung tanpa kejelasan.
Para pemain, pelatih, dan perangkat perÂtandingan tidak punya pekerjaan. Demikian pula insan pecinta sepak bola lain yang seÂlama ini menggantungkan hidupnya pada pertandingan sepak bola.
Momentum Piala Presiden, tutur Eduard, juga diharapkan bisa menghilangkan mafia sepak bola, yang menjadi salah satu momok persepakbolaan di Indonesia. Namun dia tetap menginginkan Menpora dan PSSI bisa duduk bersama membahas kelangsungan prestasi sepak bola Indonesia.
Eduard bahkan berharap Presiden Joko Widodo mampu menengahi konflik berkepanjangan antara PSSI dan Menpora. “Hanya Presiden yang mampu menyeleÂsaikan permasalahan sepak bola Tanah Air,†ucapnya.
Piala Presiden mulai digelar 30 Agustus 2015. Sesuai dengan hasil technical meeting 13 Agustus lalu, pertandingan Piala Presiden digelar di empat kota, yakni Malang, MakasÂsar, Denpasar, dan Bandung.
Sebanyak 16 klub yang sudah memastiÂkan ikut dalam turnamen itu adalah Semen Padang, Gresik United, Persela Lamongan, Persib Bandung, PSM Makassar, Arema CroÂnus, Bali United, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persipasi Bandung Raya, Mitra Kukar, Pusamania Borneo FC, Sriwijaya FC, Persiba Balikpapan, Martapura FC, dan PSGC Ciamis.