JAKARTA, TODAY — Tak salah PT Pertamina meluncurkan Pertalite. Produk bahan bakar minyak (BBM) terbaru ternyata makin dimiÂnati masyarakat dan laris manis. Saat ini konsumÂsinya sudah menemÂbus 1 juta liter per hari, dengan market share mencapai 13% dari total konsumsi BBM harian nasional.
Vice PresÂident Corporate ComÂmunication Pertamina Wi a n d a Pusponegoro menÂgatakan, belum genap dua bulan, kini sudah terdapat 286 unit SPBU yang dapat melayani penjualan Pertalite. Lokasi dari SPBU tersebut tersebar di Marketing Operation Region III Jawa bagian Barat 139 unit, Marketing Operation IV Jawa bagian Tengah 27 SPBU, dan Marketing Operation Region V Jawa bagian Timur 120 unit.
Dari sisi penjualan, lanjut Wianda, dalam beberapa hari terakhir rata-rata mencapai sekiÂtar 3,28 KL per SPBU per hari atau 938 KL per hari. Volume ini, katanya, diyakini akan semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah SPBU outlet Pertalite.

“Kami akan terus memperluas cakupan pemasaran Pertalite karena permintaan cukup tinggi. Paling cepat pada akhir pekan ini jumÂlah outlet SPBU kami targetkan dapat mencapai 400 unit,†terang Wianda dalam keterangan terÂtulisnya, Kamis (20/8/2015).
Wianda Pusponegoro mengatakan, selama uji pasar konsumsi Pertalite terus menunjukkan tren positif. Pada SPBU-SPBU yang telah dilakuÂkan uji pasar, market share Pertalite meningkat hingga 13%, di sisi lain market share Premium tuÂrun menjadi sekitar 68% dari semula sekitar 79%.
Dari berbagai masukan yang diterima PerÂtamina, baik melalui media massa maupun layanan contact center Pertamina muncul doÂrongan konsumen agar Pertalite dapat diseÂdiakan di wilayahnya. Dari masukan tersebut, dan juga perencanaan yang telah dibuat oleh Pertamina secara matang, perusahaan melakuÂkan penambahan titik-titik outlet SPBU yang dapat melayani penjualan Pertalite.
“Dengan perluasan cakupan pemasaran Pertalite diharapkan konsumen dapat dengan mudah mengakses Pertalite sebagai bahan baÂkar pilihannya, terutama bagi konsumen yang menginginkan bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi dari Premium namun dengan harga terjangkau,†tutup Wianda.
Energi Terbarukan
Selain memproduksi BBM, Pertamina juga mengembangkan proyek-proyek listrik yang berbasis energi baru terbarukan. “Kami telah mencanangkan pengembangan pembangkit lisÂtrik bebasis energi baru dan terbarukan sebesar 1,13 Gigawatt (GW) atau 1.130 MW dan produksi biofuel sebesar 1,28 juta KL pada tahun 2019,†kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto ditemui di acara Indonesia EBTKE Conex 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Peningkatan kapasitas produksi pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan atau yang dikenal dengan proyek harga karun energi, akan bersumber utama dari panas bumi (PLTP), yaitu sebesar 907 MW.
Energi baru dan terbarukan lainnya dari solar photovoltaic (solar cell) dan energi angin masing-masing akan dikembangkan sebesar 60 MW, biomassa 50 MW dan mini/microhydro dan ocean energy masing-masing 45 MW dan 3 MW.
Adapun, untuk biofuel akan terdiri dari green diesel dengan kapasitas 0,58 juta KL per tahun, co-processing green diesel 0,14 juta KL per tahun, co-processing green gasoline 0,23 juta KL per tahun, bioavtur 257.000 KL per taÂhun, bioethanol sebesar 76.000 KL/tahun, dan 10 ton per hari bio LNG plant.
“Pertamina akan mengembangkan berbagai sumber-sumber energi, termasuk energi baru dan terbarukan yang dapat digunakan untuk menopang kemandirian dan kedaulatan energi nasional. Pertamina mempertimbangkan pula untuk masuk ke semua lini dari bisnis energi baru terbarukan, tidak sekadar menjadi offtaker, melainkan bisa juga menjadi produsen di bisnis hulu energi baru dan terbarukan,†tutupnya.
(Alfian M|net)