NIAT baik tidak bisa dilaksanakan dengan proses yang tidak baik. Mengajak orang beribadah dengan cara mengkafir-kafirkan, tak dibenarkan oleh agama langit mana pun. Tekad mempersatukan persaudaraan tak bisa dijalankan dengan menebar kebencian dan sikap diskriminasi. Bukankah kita tak boleh tersenyum dan tertawa dengan memÂbuat orang lain menangis dan bersedih?
Bacalah sejarah bagaimana Isa Almasih dan Muhammad SAW membalas kekejian masyarakat yang menentangnya dengan doa kebaikan. Lalu siapakah yang telah mengaÂjarkan orang-orang “suci†masa kini mengÂhina dan mencaci, menganggap orang lain tersesat dan hanya dirinya yang selamat, mengkapling surga hanya untuk kelomÂpoknya sendiri dan yang lain disingkirkan ke neraka?
Lagi-lagi kita sering melupakan keragaÂman sebagai keindahan ilahiyah. Allah menÂjadikan kulit, bangsa, dan bahasa umat maÂnusia berbeda-beda itu karena keindahan itu tidak selamanya identik dengan keseragaman. Namun, memang hanya orang yang hatinya terbuka dan dibukakan yang mampu membaca hikmah dan rahasia di balik perÂbedaan dan keragaman.
