SEJAK diÂtangani Simeone, Atletico memang terkeÂnal dengan permainan rapat dan serangan balik yang mematikan, selain pula pressing ketat. Penguasaan bola yang hanya mencapai 34 persen mengindikasikan mereka bermain menunggu, bahkan cenÂderung membiarkan Sevilla untuk berlama-lama dengan bola
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Menjadi tuan rumah, Sevilla yaÂkin mampu meraup poin penuh atau setidaknya dapat menahan gempuran sang tamu dari ibuÂkota yang datang dengan kekuatan hampir sempurna. Karena hanya tercatat Felipe Luis saja yang diragukan tampil. Sedangkan di kubu Sevilla, mereka tidak bisa menurunkan Steven Nzonzi karena menapat hukuman kartu dan Nico Pareja karena cedera. Sisanya dalam kondisi fit dan siap tempur.
Sevilla, bagaimanapun, ingin mengaÂmankan poin pertamanya di La Liga musim ini. Setelah tertahan oleh Malaga di pekan pertama, mereka langsung tancap gas denÂgan menurunkan sang bomber baru, FerÂnando Llorente, sebagai juru gedor untuk melawan Atletico.
Llorente ditopang oleh tiga gelandang seÂrang yaitu Jose Antonio Reyes, Ever Banega dan Vitolo Machin. Hal ini justru menimbulÂkan pertanyaan mengingat Yevhen KonoplyÂanka tidak dimainkan sebagai startng XI. PaÂdahal winger Ukraina itu memiliki kecepatan yang mumpuni untuk mengobrak abrik sisi kanan Sevilla yang digalang oleh Juanfran.
Di sisi lain, Diego Simeone menurunkan mantan rekan setimnya dulu, Fernando TorÂres, sebagai ujung tombak utama Atletico. PaÂdahal, di bangku cadangan masih ada penyÂerang sekelas Jackson Martinez dan Luciano Vietto. Belakangan, menurut catatan statistik yang dikeluarkan oleh Four Four Two, sepanÂjang Torres di lapangan ia hanya melakukan tembakan satu kali dan hanya memberi operÂan sukses sebanyak delapan kali.
Sejak ditangani Simeone, Atletico meÂmang terkenal dengan permainan rapat dan serangan balik yang mematikan, selain pula pressing ketat. Penguasaan bola yang hanya mencapai 34 persen mengindikasikan merÂeka bermain menunggu, bahkan cenderung membiarkan Sevilla untuk berlama-lama dengan bola. Namun, dengan gangguan-gangguan konstan sepanjang babak pertaÂma dari para pemain Atletico untuk pemain bertahan Sevilla, praktis kubu tuan rumah hanya bisa mengalirkan bola ke sebelah kanÂan atau kiri mereka sana.
Sepanjang babak pertama, hanya tiga operan yang mampu menjadi kesempatan bagi Sevilla. Sisanya, hampir semua operan langsung menuju sepertiga akhir penyeranÂgan mereka selalu kandas oleh duet bek AtÂletico (Gimenez – Godin) ataupun oleh duet lini tengah mereka (Gabi –Tiago).
Kebuntuan ini memaksa pelatih Unai Emery mengubah alur bermain Sevilla, yang awalnya bermain sabar dan membangun serangan dari belakang, menjadi lebih beÂrani dan mengandalkan pemain sayap merÂeka, yaitu Vitolo dan Reyes untuk membuat peluang. Ini juga mengatasi terisolasinya Llorente yang sulit menerima bola karena pergerakannya sangat terbatasi oleh penÂjagaan ketat pertahan Atetico.
Kebuntuan Sevilla juga sebetulnya sanÂgat bisa dimengerti. Selain pressing dan penÂjagaan ketat, Atletico memang sangat sering menghalau bola-bola yang hanya menuju ke kotak penalti mereka dengan melakukan clearance dan intersep sedari garis lapangan tengah.
Tak lupa juga, tekel-tekel tanpa komÂpromi juga sering kali dilancarkan pemain Atletico yang kebanyakan mereka lakukan di bagian kedua sisi lapangan, karena memang pemain Sevilla kebanyakan memegang bola di posisi kedua flank saat membangun seranÂgan. Ini juga dilakukan Atletico sebagai antiÂsipasi dini dalam menghambat jalur umpan dan serangan Sevilla.
Setelah memenangi duel tersebut, peÂmain Atletico tidak berlama-lama memegang bola dan langsung mengalirkannya menuju Koke di kiri dan Oliver di kanan, atau bahkan menuju Griezmann yang bermain mobile unÂtuk mengeksekusikannya menjadi peluang.
Gelandang serang kiri Sevilla yang dihuni oleh Reyes malah sering kali terjebak sejajar denagn posisi Llorente. Ini akibat dari inÂstruksi Simeone dalam merapatkan lini tenÂgah dan lini belakang mereka. Llorente yang baru bergabung beberapa hari yang lalu pun nyata-nyatanya belum klop untuk bahu-membahu menciptakan gol ataupun peluang dengan rekan-rekannya.
Terisolasinya Llorente ini juga membuat operan panjang yang diterapkan oleh para pemain bertahan dan pemain tengah SeÂvilla membuat hal tersebut sia sia. Serangan mereka sangat sulit menembus kotak penÂalti Atletico karena “tembok pantul†merÂeka yaitu Llorente tak bisa berbuat banyak malam itu. Walhasil aksi clearance terhadap bola yang tak terjangkau baik oleh Llorente, maupun oleh Reyes sangat banyak dilakuÂkan.
Antoine Griezmann muncul sebagai man of the match. Penyerang serba bisa asal PranÂcis tersebut berperan di belakang torres dan membuat dirinya sangat leluasa bergerak baik dari sisi kanan maupun sisi kiri penyÂerangan Atletico.
Kemahirannya bermain sebagai pemain sayap juga membantu Griezmann dalam menguasai kedua sisi tersebut meski ia terÂlihat lebih sering membantu Oliver di sisi kanan serangan Atletico, yang berhadapan langsung dengan Tremoulinas, bek sayap kanan Sevilla malam itu.
Tak jarang pula Griezmann harus turun melakukan track-back untuk membantu pertahanan. Maka tak heran jika dengan melakukan pertahanan di daerah sendiri, lini tengah Atletico seakan-akan bermain dengan lima gelandang tengah dan membiÂarkan Fernando Torres bergerak sendirian di depan.
Pergerakannya yang pantang menyerah juga membuahkan assist yang membuka kerÂan gol Atletico malam itu. Dalam posisi terÂjatuh pasca kalah duel melawan TremouliÂnas di kotak penalti Sevilla, ternyata ia masih sempat-sempatnya menyontek bola ke ruang kosong, yang membuat Koke mencetak gol pertamanya musim ini.
Selain itu, permainan cerdas denÂgan melakukan umpan pendek 1-2 untuk mengelabui pertahanan Sevilla, yang mulai kocar kacir pasca gol kedua dari tendangan jarak jauh Gabi Fernandez, memudahkan instruksi-instruksi tendangan jarak jauh yang dilancarkan oleh Simeone di babak kedua. Dan itu berbuah gol ketiga yang canÂtik dari pemain pengganti, Jackson MartiÂnez. Perlu dicatat juga, jumlah tendangan jarak jauh Atletico di babak kedua adalah sebanyak tujuh kali, berbanding satu kali di babak pertama.