Penjualan supercar asal Italia, Lamborghini langsung merosot tajam usai adanya kenaikan bea masuk mengikuti pelemahan rupiah
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]
Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat seluruh sektor industri termasuk otomoÂtif mengalami penurunan. ProÂdusen otomotif yang paling besar terkena dampaknya adalah merek-merek Eropa, kaÂrena mobilnya masih sebagian besar diimpor utuh (Completely Build-Up/CBU) dari negara asalnya.
Seperti yang dialami oleh Lamborghini InÂdonesia. Semenjak dollar AS menguat terhaÂdap rupiah dan kebijakan mengenai Bea MasÂuk (impor duty) ikut naik, penjualan supercar asal Italia di pasar otomotif nasional langsung menurun drastis. Tapi, CEO Lamborghini InÂdonesia, Jhonson Yaptonaga enggan membeÂberkan angka pastinya.
“Dollar menjadi Rp 14.000, otomatis penÂjualan menurun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu turunnya lebih,†kata Jhonson di sela-sela acara Lamborghini Blancpain Super Trofeo yang berlangsung di Sirkuit Sentul, KaÂbupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/9/2015).
Selain dollar AS, penjualan Lamborghini di Indonesia menurun, lanjut Jhonson dikarenaÂkan kondisi ekonomi yang sedang krisis dan menjadikan penurunan daya beli masyarakat terhadap seluruh sektor industri, termasuk otomotif. “Tapi kita coba bertahan dengan segala cara dan optimis kedepannya ekonomi dan pasar akan kembali membaik sehingga terjadi peningkatan daya beli masyarakat,†ujarnya. (*)