KEBESARAN jiwa itu diukur dengan seberapa lurus dan adil dia dalam meÂnyelesaikan masalah kehidupannya. BuÂkan dengan seberaÂpa kali dia menang dalam memperdeÂbatkan masalah keÂhidupannya.
Kekaguman dan penghormatan pada akhirnya hanya untuk mereka yang lurus dan adil. Jangan bangga ketika banyak orang membungkukan badan di depan kita di saat kita berkuasa. Bisa jadi, tubuh-tubuh membungkut itu berubah tegak menantang ketika kita jatuh dan tak lagi berkuasa.
Kehidupan mengajarkan bahwa banyak orang mulia atau menganggap diri mulia justru kehadirannya cibiran dan digunjing banyak orang. Banyak orang biasa-biasa saja, yang karena lurus dan kebaikannya, justru ditaati dengan sempurna. Lihatlah muadzin, semua mengikuti kalimat panggilannya untuk kemudian datang mendekat kepadanya, waÂlau dia adalah orang biasa-biasa saja. (*)