Ketua Dewan KomisionÂer Muliaman D Hadad menilai, warga asing yang berkunjung di InÂdonesia cukup besar. Sehingga, kebijakan ini diharapkan mamÂpu memobilisasi sumber dana valas.
“Perlu diingat ya, dalam setahun jumlah turis asing di Indonesia antara 10 sampai 12 juta, dan turis asing macam-macam tipenya. Ada yang sekali seumur hidup ke IndoÂnesia dan ada yang berkali-kali dalam satu tahun, ini banyak kira- kira jumlahnya ada sekiÂtar 20 persen dari total turis yang datang,†tutur Muliaman, Selasa (8/9/2015).
Menurutnya, jika 20 persen saja dari jumlah asing terseÂbut menabung di bank lokal, maka terdapat potensi tambaÂhan nasabah sekitar 2,4 juta bagi perbankan nasional. “Jika 2,4 juta itu menabung dengan rata-rata USD1.000 atau USD10 ribu, maka perbankan nasional berpotensi mendapat valuta asÂing sebesar USD24 miliar,†jelas dia.
Selain itu, OJK akan memÂberikan persyaratan tambahan lain bagi nasabah asing dengan tabungan di atas USD50 ribu. Sedangkan, untuk penabung asing yang memiliki nilai tabungan di bawah USD50 ribu hanya dikenakan persyaratan paspor.
“Sementara dengan tabunÂgan di atas USD50 ribu itu akan ditambah persyaratan lain, seperti surat keterangan kerja, surat izin tinggal dan lainnya. Lalu bunga dari jenis tabunÂgan itu, disesuaikan dengan masing-masing Bank yang dipÂilih oleh warga asing itu,†tanÂdasnya.
Menurut dia, rekening yang diizinkan dibuka untuk warga negara asing tersebut adalah dalam bentuk valas. Ia menjeÂlaskan bahwa saat ini pihaknya tengah menggodok rancangan tersebut dalam bentuk surat edaran kepada perbankan terkait kemudahan admistrasi pembuatan rekening bagi WNA itu hanya dengan menggunaÂkan paspor untuk jumlah dana tertentu.
Surat edaran itu, lanjut dia, rencanya selesai dalam minggu ini setelah semua peraturan bisa disesuaikan seperti peraÂturan internasional.
Muliaman menjelaskan bahÂwa sejumlah negara di ASEAN seperti Singapura dan negara lainnya seperti Australia telah lebih dahulu memberikan keÂmudahan kepada warga negara asing yang ingin membuka rekening. “Ini lumayan untuk menambah suplai dolar dan kami berharap ini memudahÂkan urusan bisnis wisatawan itu,†imbuhnya.
Bank Menyambut Baik
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mendukung langÂkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mempermudah warga negara asing memÂbuka rekening di perbankan nasional. Langkah itu, diÂyakini mampu memberikan pendanaan bagi proyek inÂfrastruktur.
Direktur Utama Bank ManÂdiri Budi Gunawan Sadikin mengungkapkan, dengan banyaknya warga negara asÂing (WNA) yang menyimpan uang di perbankan nasional membantu pemerintah menÂdapatkan pembiayaan unÂtuk infrastruktur. Mengingat, pemerintah Indonesia tengah membutuhkan banyak dana untuk pembiayaan infrastrukÂtur.
“Selama ini kan diperketat, gaji mereka itu besar. Saat ini, kita memang sedang butuh banyak uang untuk biaya inÂfrastruktur,†tutur Budi, Selasa (8/9/2015).
Budi mengatakan, kini jumÂlah nasabah lokal hanya menÂcapai 60 juta orang. Kondisi ini pun, membuat pemerintah membutuhkan pendanaan pinjaman dari luar negeri. “KaÂlau kurang, alhasil pinjam kan dari luar negeri. Kalau pinjam, ada tekanan, itu kenapa pak Muliaman lakukan ini. Supaya banyak dana yang berasal dari Indonesia. Uang kita kurang saving investment gap yang beÂsar dengan jumlah segitu, tidak cukup,†jelas dia.
Menurutnya, sejauh ini perbankan nasional belum mampu memberikan pinjaÂman kepada pemerintah guna pembangunan infrastruktur. Terlebih, uang yang beredar di dalam negeri hanyalah sebesar Rp400 triliun.
“Buat proyek listrik 35.000 megawatt (MW) saja butuh Rp700 triliun sampai Rp800 triliun. Ini kan perlu untuk ditingkatkan, uang di IndoneÂsia itu sudah beredar Rp4.200 triliun yang sudah dipakai unÂtuk kredit Rp3.800 triliun,†imÂbuhnya.
Budi mengatakan, adanya kebijakan itu berpotensi untuk pemerintah agar tidak melakuÂkan pinjaman kepada bank internasional. Apalagi peminÂjaman luar negeri itu, mengÂharuskan pemerintah membaÂyar bunga menggunakan dolar yang membuat kurs rupiah menjadi tertekan.
“Kalau bank lokal tidak bisa kasih pinjam, maka mereka pinjam dari luar. Kalau pinjam dari luar, bayar bunga juga paÂkai dolar AS, jadi mudah-muÂdahan orang-orang expat ini bisa bikin pemasukan di bank jangan hanya dibantai,†tanÂdasnya.
(OKZ/Apri)