JAKARTA TODAY – Sejauh ini Indonesia dengan Timor Leste tengah melakukan pembahasan batas wilayah laut. Ada pu­luhan Nelayan WNI yang ditangkap militer kelautan Timor Leste lantaran masuk se­cara ilegal.

“Untuk batas wilayah Laut Timor Leste dengan Indonesia sejauh ini ada beberapa tempat yang memang masih tumpang tin­dih sekitar 200 Nautical Mile,” ujar Men­teri Luar Negeri Timor Leste Hernani Coe­lho saat menerima kunjungan wartawan Indonesia dikantornya, Dili, Timor Leste, Jumat (18/9/2015).

Baru-baru ini tim ahli dari kedua nega­ra telah melakukan pertemuan diplomasi. Adapun yang dibahas terkait permasala­han batas laut kedua negara. “Nanti kita akan melakukan pertemuan untuk mem­bahas hal-hal tentang batas laut Timor Leste dengan Indonesia, karena memang ada beberapa wilayah yang kita saling tumpang tindih,” paparnya.

Sebagai negara tetangga, Timor Leste mengharapkan ada solusi dalam batas laut ini. Terlebih dalam pemanfaatan sumber daya alam di peraiaran tersebut. “Sejauh ini memang masih dalam pembahasan saya sendiri belum bisa memberitahukan hasilnya. Harapannya hal ini bisa diselesai­kan secara bertahap terlebih dalam pengelo­laan sumber daya alam di perairan sehingga bisa saling menguntungkan,” paparnya.

BACA JUGA :  Diduga Hanya Menegur, Pria di Probolinggo Dikeroyok 5 Pemuda hingga Babak Belur

Duta Besar Indonesia di Timor Leste Primanto Hendrasmoro sendiri menga­takan pembahasan batas laut tengah di­gencarkan bulan-bulan ini. “Untuk batas darat antar kedua negara sudah mencapai 98% artinya tinggal 2% lagi sebelum itu semua diselesaikan. Targetnya, untuk Pak Presiden sendiri sudah sampaikan komit­mennya akhir tahun ini bisa diselesaikan saat pertemuan dengan Perdana menteri Timor leste di Indonesia,” ujarnya.

Primanto mengatakan dua persen per­masalah itu bukan soal politik. Akan tetapi persoalan teknis bagaimana kepentingan masyarakat yang tinggal di perbatasan. “Per­masalahannya mereka yang tinggal di per­batasan masih bersaudara, sehingga tentu akan menyulitkan jika di hari keagamaan mereka yang selama ini terbiasa saling men­gunjungi harus dilarang-larang,” ujarnya.

Melihat akar permasalahan terse­but, Indonesia dan Timor Leste memiliki pengecualian bagi warga negaranya yang tinggal di perbatasan. Keduanya dapat saling mengunjungi tanpa visa dan paspor. “Sejauh ini mereka dapat saling melintas hanya dengan menunjukan PLB (Pas Lintas Batas), setidaknya ada 9 pintu masuk yang dapat dilewati dengan PLB,” ujarnya.

BACA JUGA :  Tuban Jatim Diguncang Gempa Terkini M3,7 Kamis Pagi Ini

Menurutnya sebelum ada kesepa­katan antara batas darat kedua negara. Masyarakat yang tinggal di perbatasan hanya bisa lewat dua titik lokasi yakni Salele dan Belulik Leten. “Sekarang sudah ada 9 pintu yang disepakati untuk gerbang penyeberangan antara dua negara, di wilayah NTT dan Maluku,” paparnya.

Sementara secara terpisah Menteri luar Negeri Timor Leste Hernani Coelho mengatakan untuk batas darat antar ked­ua negara tinggal 2 %. Kedua pemimpin negara sepakat agar masalah ini dapat dis­elesaikan hingga akhir tahun. “Perbatasan darat tinggal dua persen, kita sudah sepa­kat poin-poin antara kedua negara,” ujar Hernani di sela-sela waktu kerjanya.

Ia melihat warga negara yang terpisah oleh batas negara masih miliki hubungan saudara. Sehingga pemerintahan Timor Leste sepakat titik-titik lokasi penyebrangan. “Terlebih di lokasi perbatasan itu ada pasar tradisional, ada baiknya bisa kita manfaatkan untuk menjadi kerja sama yang saling menguntungkan,” tandasnya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================