Inovasi tiada henti dilakukan para ilmuwan Institut Pertanian Bogor (IPB). Kali ini, mereka menyasar industri properti, dengan mengemÂbangan kayu yang tahan rayap. Cara memadatkan kayu terseÂbut. Seperti apa produksinya?
(Yuska Apitya Aji)
TEKNIK ini merupakan salah satu cara untuk menÂingkatkan kualitas kayu yang dilakukan dengan cara meningkatkan kepadatan kayu baik melalui proses impregnasi, pengempaan, atau kompregnasi.
Guru Besar Fakultas KeÂhutanan IPB, Prof Dr Dodi Nandika mengatakan, imÂpregnasi dilakukan denÂgan cara memasukkan senyawa kimia tertentu ke dalam kayu yang berÂfungsi untuk menutup pori-pori kayu sehingga kayu menjadi lebih paÂdat.
Sementara itu pengempaan kayu merupakan proses memberikan tekanan kepada kayu sehingga gabungan dari proses impregnasi senyawa kimia tertentu ke dalam kayu dan proses pengempaan kayu pada suhu dan tekanan tertentu,†ujar Dodi dalam pers konference di Kampus IPB Dramaga, Senin(21/9/2015).
Dodi Nandika menjelaskan, pihaknya telah melakukan proses kopregnasi kayu sengon, jabon, dan manii dengan menggunakan larutan khitosan untuk menghasilkan kayu terpadatkan berkualitas tinggi yang tahan rayap.
Dari aspek ekonomi teknologi kompregnasi kayu denÂgan menggunakan khitosan sangat menguntungkan, mengÂingat bahan baku utama khitosan berasal dari limbah periÂkanan yang melimpah.
Sementara itu dari aspek ekologis, teknologi ini mendoÂrong terjadinya efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan Indonesia. “Kayu sengon, jabon dan mani adalah kayu cepat tumbuh. Ketiganya diimpregnasi dengan larutan khitosan 0,5 persen pada tiga perlakuan suhu yang berbeda yaitu 150 derajat, 170 dan 190 derajat selama 90 menit,†katanya.
Ketiganya dikempa hingga ketebalannya berkurang 50 persen dengan perlakuan suhu berbeda selama 60 menit. “Hasilnya menunjukkan kayu terpadatkan yang diperoleh memiliki ketahanan terhadap serangan rayap tanah yang lebih baik jika dibandingkan dengan kayu yang tidak mengalami kompregnasi,†ujarnya.
Bagi Halaman