11821096_1490670334577514_367824624_nROTI bakar menjadi salah satu pilihan kudapan sebagai pengganjal perut yang lapar di sore maupun malam hari. Ditemani minuman, teh, kopi atau susu, camilan ini telah memiliki penggemar dari berbagai umur dan kelas sosial. Itu sebabnya peminatnya selalu saja ada. Namun, dengan sentuhan inovasi dan kreatifitas, roti bakar kini menjadi kudapan modern dan peminatnya pun menjadi tidak bosan untuk mentapnya. Seperti yang dilakukan oleh kedai Roti Bakar 88.

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Dalam menjalankan bisnis, kejelian me­nentukan produk bisa menjadi pem­beda kesuksesan antar satu pebisnis dengan pebisnis lain. Salah langkah dalam menentukan produk yang akan dijual, bu­kan tidak mungkin akan menyeret kita ke dalam lembah kegagalan. Namun jika mau meluangkan waktu lebih untuk meriset produk dan pasar yang tepat, maka akan sudah satu langkah menuju ke­suksesan.

Seorang pengusaha asal kota Tangerang telah membuktikan hal tersebut. Dengan pen­gamatan yang baik terhadap potensi pasar yang ada, akhirnya ia bisa menentukan jenis produk apa yang bisa mendatangkan keuntungan lebih baik. Adalah Irwan Tanusolihin, pengusaha bisnis kuliner roti bakar yang kini telah sukses dengan brand usahanya Roti Bakar 88.

Setelah belasan tahun, membangun usaha roti bakar mulai dari nol, kini manisnya provitpun ber­hasil ia cicipi sebagai buah dari usaha kerasnya. Irwan Tanusolihin pertama kali mengembangkan bisnis roti bakar miliknya pada tahun 2002. Kala itu, ia memang telah berancang untuk memban­gun bisnis mandiri dengan target yakni bisnis kuliner. Tidak mau terburu-buru, ia memantau terlebih dahulu potensi bisnis kuliner yang ada di wilayah tempat tinggalnya yakni di Tangerang.

Setelah mempertimbangkan baik-baik, baru­lah ia menentukan kudapan legit roti bakar seb­agai obyek utama bisnisnya. Selain mempunyai banyak peminat, roti bakar memang mempunyai pangsa pasar yang luas untuk dikembangkan. Dan lokasi di Jalan Kisamaun 118, Pasar Lama, Tangerang menjadi markas menjadi markas per­tama berdirinya usaha roti bakar yang dilabeli dengan nama Roti Bakar 88 tersebut.

Sama seperti bisnis pada umumnya, Roti Ba­kar 88 juga mengalami pasang surut bisnis dalam tahun-tahun awal berdirinya. Namun dengan kon­sistensi dan tekat kuat yang dimiliki sang pemilik, perlahan kedai Roti Bakar 88 terus berkembang dan kenal banyak penikmat camilan hangat terse­but.

Nah, demikian juga dalam hal persaingan bisnis, Irwan faham betul bahwa hal tersebut adalah kepastian yang selalu ada dan tidak bisa dihindari. Bahkan sejak awal mendirikan usaha, ia sudah mulai memprediksi dan ambil ancang-ancang bagaimana bisa memenangkan “perang” tersebut.

Oleh karena itu, sebagai salah satu senjata uta­ma bisnis roti bakarnya, Irwan telah mengembang­kan roti buatan sendiri yang tentunya berbeda dengan kedai roti bakar pada umumnya. Bahkan pada satu kesempatan, ia menklaim bahwa hanya Roti Bakar 88 yang mempunyai racikan roti khas sendiri tidak seperti usaha lain yang menggunakan roti tawar biasa. Namun memang benar, berkat roti original tersebut, pelanggan terus berdatangan bahkan semakin ramai dari waktu ke waktu.

Selain itu yang menjadi kelebihan lain dari Roti Bakar 88 adalah varian sajian yang dimiliki. Tidak hanya menawarkan roti bakar special den­gan balutan coklat dan keju yang nikmat, kedai tersebut juga mempunyai beberapa menu lain seperti burger, pancake, kentang goreng, hingga mie instan aneka rasa. Sedangkan untuk pelepas dahaga, pilihan yang bisa dinikmati pelanggan Roti Bakar 88 antara lain aneka jus, capucino, lemon squash, serta minuman coklat yang nik­mat.

Setelah berjalan 8 tahun, tepatnya pada tahun 2010, Irwan memutuskan untuk membuka pro­gram kemitraan waralaba brand Roti Bakar 88. Kala itu, setidaknya ada 7 mitra yang langsung tertarik mendirikan usaha Roti Bakar 88 di be­berapa wilayah seperti Bogor, Karawaci, Gading Serpong, Pamulang dan lain-lain. Dari situ brand Roti Bakar 88 mulai dikenal lebih luas lagi bahkan juga mendatangkan mitra waralaba lain yang in­gin bergabung.

Mengenai program kemitraan Roti Bakar 88 sendiri, biaya yang dipatok untuk setiap member yakni sebesar Rp 40 juta. Dari dana tersebut mitra akan mendapatkan perlengkapan memasak, sera­gam, peralatan promosi, serta pelatihan untuk karyawan yang akan menjalankan usaha tersebut.

Nantinya ketika sudah mulai berjalan, pihak penglola dikenakan biaya royalty sebesar 5 % dari omzet usaha. Namun biaya tersebut tidak dikena­kan pada semua mitra, hanya mitra dengan omzet diatas Rp 15 jutalah yang diwajibkan membayar. Angka Rp 15 juta tersebut diambil dari rata-rata omzet bulanan dari para mitra yang sudah lama bergabung. Lebih lengkap bisa dilihat di situs res­minya yakni Rotibakar88.com.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah Waral­aba dan Lisence Indonesia, Amir Karamoy, men­gatakan, memang diperlukan inovasi yang tidak biasa untuk mempertahankan usaha roti bakar ini.

Pasalnya, hampir semua roti bakar menghad­irkan menu yang seragam, sehingga sulit berkem­bang. “Acapkali kita lihat bahwa produk roti bakar dihidangkan dengan tampilan serupa sehingga monoton,” katanya.

Namun, Amir mengakui, melakukan inovasi terkait sajian roti bakar agak susah dilakukan. Ia pun mengapresiasi para pemilik franchise yang memilih menghentikan sementara tawaran waralabanya di tengah gejala lesunya bisnis ini. “Itu penting untuk menghindari jatuhnya korban akibat gagal bertahan,” ujarnya. (MAX/KTN)

============================================================
============================================================
============================================================