BANDUNG, Today – Gelandang bertahan PERSIB, Hariono mengaku menyesal dengan kartu merah yang diterima saat menghadapi Mitra Kukar pada pertandingan kedua babak semifinal Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (10/10/2015).
Hariono menilai, kartu kuning kedÂuanya tersebut mungkin mencederai fair play, meskipun ia mengaku apa yang dilakukan karena ketidaksengaÂjaan. Namun, ia pun menerima hukuÂman tersebut.
“Sedih tentunya dikeluarkan dari lapangan. Tapi senang PERSÂIB bisa menang dan lolos final,» kata Hariono usai pertandingan. Pada pertandingan final yang renÂcananya akan berlangsung 18 Oktober mendatang nanti, pihak promotor turÂnamen memberikan kelongaran berupa pemutihan kartu.
Hal ini pun membuat Hariono atau pemain lainnya yang masuk final dinÂyatakan bersih dari kartu kuning bahÂkan merah.
“Kalau pemutihan berarti masih bisa bermain. Mudah-mudahan diberi kepercayaan lagi dan mudah-mudahan bisa main di final. Siapa pun lawannya saya siap,†ucapnya.
Sementara itu, Promotor Piala PresÂiden 2015, Mahaka Sports dan EnterÂtainment, memutuskan untuk memuÂtihkan hukuman kartu yang diterima pemain di laga semifinal leg kedua.
Menurut CEO Mahaka, Hasani AbÂdulgani, keputusan itu diambil agar tim yang lolos ke final tidak akan terganggu persiapannya.
Dalam kemenangan 3-1 Persib BandÂung atas Mitra Kukar di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (10/10/2015), gelandang Maung Bandung, Hariono diganjar karÂtu merah.
Dengan keputusan pemutihan kartu oleh Mahaka, maka Hariono tentu bisa tampil di partai puncak Piala Presiden 2015.
“Untuk partai final, pemain yang mendapat kartu merah atau akumulasi di semifinal akan bisa tampil. Seperti Hariono, dia bisa main di final,†jelas Hasani, Minggu (11/10/2015).
Di laga Sriwijaya vs Arema nanti juga begitu, kalau yang mendapat akumulasi atau kartu merah, sanksinya diputihkan untuk laga final agar persiapan tim tiÂdak terganggu.
(Imam/net)