PYONGYANG TODAY – Korea Utara menolak usul memulai kembali pe­rundingan untuk mengakhiri pro­gram nuklir negara itu dengan men­gatakan upaya sebelumnya berakhir dengan kegagalan. Korea Utara juga mengulang kembali tuntutan agar Washington ikut dalam perundin­gan untuk membicarakan satu trak­tat perdamaian.

Pernyataan tertulis dari kemen­terian luar negeri Korea Utara ini dikeluarkan pada Sabtu (17/10/2015), hanya sehari setelah Presiden Barack Obama dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengatakan terbuka terhadap perundingan dengan Korea Utara terkait sanksi.

Namun, kedua presiden ini men­egaskan Pyongyang harus memper­lihatkan sikap serius untuk meng­hentikan ambisi nuklirnya. “Jika Amerika Serikat bersikeras untuk mengambil jalan yang berbeda, se­menanjung Korea hanya akan diwar­nai dengan senjata nuklir kami yang akan semakin kuat,” kata pernyata­an tertulis kementerian Korea Utara.

Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang berdasarkan gencatan sen­jata dengan AS yang ditandatangani pada 1953. Saat itu, pasukan PBB mendukung Korea Selatan dan Chi­na membantu Korea Utara.

Pada 2008 Korea Utara mun­dur dari perundingan enam negara yang meliputi Amerika Serikat dan empat negara lain, dan melakukan dua kali uji coba nuklir. Negara itu mengatakan hanya traktat perda­maian dengan Washington yang bisa menyelesaikan konflik di se­menanjung Korea.

Obama mengatakan Amerika Serikat terbuka untuk melakukan perundingan yang bisa melonggar­kan sanksi yang diberlakukan pada Korea Utara, seperti yang dilakukan dengan Iran yang berhasil mencapai kesepakatan dengan negara adidaya pada Juli. “Kita belum mencapai titik itu sekarang, karena tidak ada isyarat dari Korea Utara seperti dari Iran bahwa mereka bisa melihat masa depan tanpa memiliki atau berupaya membuat senjata nuklir,” katanya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================