Foto : Kozer
Foto : Kozer

Kesadaran pola hidup sehat pada masyarakat bisa dibilang sudah mulai tumbuh. Hal tersebut bisa dilihat dari pola kerja yang diterapkan cukup teratur serta dibumbui dengan beragam aktivitas olahraga. Namun sayangnya, langkah tersebut tidak dibarengi dengan pola makanan sehat. Problem ini kemudian direspon oleh dua pasangan muda Bayu Samudra dan Annisa Putri Gazali dengan mendirikan usaha katering makanan sehat Say Healthy. Seperti apa?

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Bayu dan Annisa tak sekedar menawarkan menu kat­ering makanan sehat, keduanya juga memperhati­kan betul kandungan gizi dalam setiap takaran yang disajikan. Maklum, mereka merupakan ahli gizi lulu­san Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Kami beruda mulai memasarkan Say Healthy sekitar empat bulan lalu. Background kami memang ilmu gizi. Dapet ilmu di sana, kemudian terpikir untuk bikin usaha dengan ilmu yang kami punya,” ungkap Bayu di dampingi Annisa, saat berbin­cang dengan BOGOR TODAY di workshop Say Healthy, kawasan Bogor Baru, kemarin.

Mereka mengaku, memilih bisnis ini karena merupakan bis­nis langka yang menjanjikan karena tak mudah menyediakan menu yang pas bagi penderita penyakit tertentu, bahkan untuk pendiet sekalipun

“Banyak pelaku usaha lain yang menawarkan makanan se­hat. Tapi, kebanyakan mungkin sekedar buka usaha tanpa me­miliki background gizi. Nah, di Say Healthy ini kami sajikan dan terapkan menu makanan sesuai dengan prinsip kesehatan dan diet yang benar,” timpal Annisa.

Bahkan, lanjut Annisa, sebelum konsumen memesan makanannya, ia akan meminta data pribadi termasuk riwayat kesehatan, berat badan, tinggi badan hingga usia. “Data tersebut sangat berpengaruh terhadap menu makanan apa saja yang ha­rus diberikan karena menyangkut kandungan gizi. Misalkan ada penyakit tertentu, kita pasti tidak akan memberikan makanan yang bisa menimbulkan efek samping ke depannya,” tandasnya.

Ada beberapa pilihan paket menu yang Say Healthy tawar­kan, seperti Weight Loss Diet. Menu ini cocok untuk menurunk­an berat badan tanpa menggangu kesehatan. “kami ajarkan teo­ri diet yang benar. Banyak yang diet tapi ujungnya jatuh sakit. Orang kita itu masih anggap diet sebagai mengurangi asupan makanan. Padahal salah,” terang dia.

Untuk menikmati menu Weight Loss Diet, konsumen cukup merogoh kocek Rp1.350.000. Harga tersebut sudah termasuk tiga kali makanan utama (pagi, siang dan malam) dan satu kali makan­an ringan (sore). “Itu kami berikan selama seminggu (Senin-Ju­mat). Menu ini cukup paling banyak peminatnya, karena tren diet pada kalangan wanita memang sedang digandrungi,” katanya.

Selain itu, ada juga menu Healthy Lunch and Dinner. Pada menu ini, cocok untuk konsumen yang tidak terlalu memikir­kan diet atau sekedar untuk kesehatan saja. “Yang ini kami berikan dua kali makanan berat (siang dan malam) pluss addi­tional menu. Harganya Rp850 ribu, kami akan kirimkan selama seminggu (Senin-Jumat),” imbuhnya.

Menu terakhir khusus untuk penderita penyakit tertentu, seperti diabetes, kolesterol dan stroke. “Samah seperti menu Healthy Lunch and Dinner, tapi kami berikan spesifikasi terten­tu pada makanan yang akan dikonsumsi. Makanya, kami harus tahu riwayat kesehatan konsumen supaya tidak berefek negatif,” kata dia.

“Sistem paketnya memang harus seminggu. Karena kami bisa melihat dan mengontrol konsumen. Kami juga intens membuka komunikasi untuk konsultasi. Jadi, mer­eka terus kami kontrol asupannya,” tambah Bayu.

Ia merasa, harga itu masuk akal karena menu-menu yang diberikan healthy & tasty, penyajiannya bagus, dan menambah selera makan.

“Segmentasi yang kami sasar mulai dari remaja hing­ga orangtua. Tapi kebanyakan yang pesan itu 20-30 ta­hunan. Untuk order kami masih memanfaatkan sosial media seperti Instagram (@sayhealthy), WhatsApp dan Line. Menunya bis akami antar ke kantor atau rumah konsumen,” beber dia.

Ke depan, keduanya berobesisi untuk membangun outlet representatif untuk semkain memudahkan ma­syarakat yang ingin menikmati pola makanan sehat. “Kita fokus di Bogor dulu, baru Jakarta. Kalau outlet in­gin yang di dalamnya ada jasa konsultasi juga, cek kes­ehatan. Jadi one stop healthy gitu,” katanya.

Bayu dan Annisa juga mengaku memulai usaha ini dengan modal Rp500 ribu. Kini ia sudah bisa mengan­tungi omzet Rp8 juta per bulannya. “Konsumen memang 4-5 orang perminggu. Tapi ,ereka pesan secara kontinyu. Dan pertumbuhan konsumen baru juga selalu ada,” pungkasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================

2 KOMENTAR