Ternyata, tak semua wanita punya rahim loh. Di sisi lain, ada yang malah punya dua rahim. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Kerapkali banyak keluhan muncul berkaitan dengan rahim. Misalnya, kok, haid tak kunjung datang, nyeri sewaktu sanggama, terjadi banyak perdarahan di masa dan di luar masa haid serta bermacam keluÂhan lain. Sebenarnya ada apa sih denÂgan rahim tersebut?
Dr Nyiman Aris Sanjaya, SpOG memaparkan bahwa rahim berguna untuk proses reproduksi, baik dalam siklus haid, kehamilan, dan persaliÂnan. “Pada keadaan tak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Bentuknya diperkirakan seperti buah pir,†jelasnya.
Saat terjadi kehamilan, rahim sebÂagai tempat untuk menampung hasil konsepsi atau pertemuan dari sperma dan ovum. “Seperti halnya inkubator yang membuat janin menjadi besar,†lanjutnya.
Lebih jauh diterangkan Aris, rahim sebenarnya merupakan struktur otot yang cukup kuat. Rahim terdiri dari 3 bagian, yaitu korpus uteri (badan raÂhim) yang berbentuk segitiga, serviks uteri (leher rahim) yang berbentuk silinder, dan kavum uteri (rongga raÂhim). “Saat terjadi kehamilan, bagian badan rahimlah yang menjadi temÂpat utama janin untuk tumbuh dan berkembang,†paparnya.
Adapun besarnya rahim pada tiap wanita berbeda-beda, tergantung usia dan sering-tidaknya melahirkan. SeÂlain itu, tak semua wanita mempunyai rahim yang normal. “Secara keseluruÂhan, kelainan rahim ada yang berupa kelainan kongenital, kelainan letak rahim, serta tumor jinak dan keganaÂsan,†terangnya.
Pada wanita yang memiliki keÂlainan rahim ganda, lanjutnya, wanita ini mempunyai dua badan rahim yang terpisah satu sama lain, dua leher raÂhim dan dua saluran vagina atau liang senggama. Kelainan ini terjadi karena proses penyatuan rahimnya tak semÂpurna. Namun gejala atau keluhannya tak diketahui, kecuali bila wanita tersebut menikah.
“Ia dan pasangannya akan menÂgalami gangguan dalam penetrasi keÂtika melakukan senggama karena ada sekat pemisah di dalam rahim. Bila sekat tersebut tak dihilangkan akan timbul infertilitas,†paparnya.
Kendati demikian, pada kelainan ini masih dimungkinkan untuk dapat hamil, bila proses nidasi atau menemÂpelnya hasil pertemuan sperma dan sel telur di rahim tak terganggu bila keadaan endometriumnya normal. “Tergantung ke saluran mana sperÂma masuknya dan rahim itulah yang akan berfungsi menjadi tempat janin, sementara rahim yang satunya akan tetap kosong,†ucapnya.
Bila kehamilan terjadi pada salah satu rahim, proses persalinan dapat berjalan seperti biasa. “Tapi, itupun tergantung dari besar bayinya dan bila tak ada indikasi lain semisal gawat janin, partus tak maju, dan sebagainÂya. Jika ada indikasi tersebut barulah dilakukan tindakan seksiosesaria,†lanjutnya.
Lebih lanjut Aris memaparkan cara mengatasi kelainan ini, yakni denÂgan memperbaiki sekatnya lewat opÂerasi memakai peralatan histeroskopi. Setelah dilakukan operasi, biasanya rahim akan berfungsi secara normal.
Namun begitu, kata Aris, komÂplikasi bisa saja terjadi pada saat opÂerasi, yaitu ada perforasi atau temÂbusnya rahim saat dilakukan operasi. “Tapi bila yang melakukan operasi adalah dokter berpengalaman, komÂplikasi tersebut jarang terjadi,†katÂanya.
Kelainan dengan dua rahim lainÂnya ialah uterus bokornis bikolis atau keadaan dengan dua rahim dan dua leher rahim tapi satu liang senggama. Dengan demikian, kelainan ini tak akan mengganggu proses nidasi mauÂpun persalinan. (*)