IMG-20151030-WA0004Logo WB yang merujuk pada salah satu produser film dan televisi terbesar di dunia, Warner Bros, diplesetkan menjadi Warga Bogor. Ada lagi logo produsen mainan anak, Lego, dibuat kocak ke dalam bahasa Bahasa Sunda, yakni (sugan) Gelo. Ya, itulah bagian dari desain kaos unik, lucu dan nyeleneh, yang diproduksi oleh Unchal Kaos Bogor. Ada ratusan desain yang coba di tawarkan sang desainer, Lutfi Hadi. Selain plesetan logo-logo terkenal, Unchal juga pandai bermain kata mengenai Bogor Kota Hujan. Seperti apa?

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

BOGOR TODAY berkesempatan menyam­bangi workshop Unchal Kaos Bogor di Jalan Papandayan, Ciremai Ujung, Kota Bogor. Desain-desain Unchal berusaha memperkuat citra-citra tertentu yang positif mengenai Kota Bogor, terutama sebagai kota hu­jan, kuliner dan wisata. Tak ketinggalan, Unchal pun coba melakukan kritik cerdas lewat kaos yang bertemakan angkot dan kemacetan.

Salah satu owner Unchal yang merangkap sebagai Manager Op­erasional, Dody Suryanto, mengatakan, ia dan ke­tiga rekannya yang lain, yakni Lutfi Hadi, Jati Lesmana dan Hilal Fir­mansyah, ingin men­gangkat identitas Kota Bogor yang ikonik di atas sebuah kaos ob­long.

“Kalau kalian ber­wisata ke Bali ada kaos Joger. Terus kalau ke Yogjakarta ada Dagadu. Dua produk itu menjadi identitas daerahnya masing-masing melalui kaos. Nah, Bogor harus bisa dan punya karena ban­yak wisatawan juga. Misi kami ke depan seperti itu, ingin menjadikan Unchal ini sebagai oleh-oleh kaos khas Bogor seperti daerah lain,” ungkap Dody kepada BOGOR TODAY.

Misi Unchal menjadikan kaos berdesain unik itu menjadi sebuah identitas dan ajang promosi pari­wisata Bogor, lambat laun mulai terasa. Sejumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara pun kepincut untuk membelinya.

“Awal kami berdiri itu sekitar 2010. Waktu itu Lutfi Hadi masih sendiri dan hanya memproduksi sekitar 50 pcs kaos. Sekarang Alhamdulillah, dalam sebulan Unchal bisa produksi sekitar 4.000-an pcs. Penyeba­ran pasar masih terkonsentrasi di Kota dan Kabupaten Bogor. Kalau penjualan secara online sudah ada yang pesan dari Aceh hingga Papua bahkan luar negeri,” jelasnya.

Selain memiliki workshop di Jalan Papandayan, Un­chal juga memiliki outlet di Botani Square, Lippo Plaza Bogor, Yogya Junction dan Yogya Dramaga. Kaos Unchal pun dibanderol cukup terjangkau dibanding brand lain seperti Joger Bali dan Dagadu Yogya. “Harga mulai dari 70 ribu untuk yang anaka-anak. Untuk dewasa mulai dari Rp90 ribu hingga Rp100 ribu,” kata dia.

Dody menjelaskan, keunggulan Unchal dibanding kaos sejenis lainnya adalah dari sisi bahan yang meng­gunakan kualitas terbaik cotton combad 30s dan cot­ton bambu dengan jenis sablon yang beraneka ragam.

“Desain-desain kami juga lebih segar. Keunggulan lain ada dari sisi kemasan yang memiliki daya tarik. Pernah suatu ketika ada konsumen yang nggak jadi beli karena kemasan dus Unchal seperti ini keha­bisan,” jelasnya.

Dengan segala keunikan yang dimiilikinya itu, Un­chal pun makin diterima pasar yang luas. Sejumlah tokoh pun menggunakan kaos kebanggan urang Bo­gor, seperti Walikota Bogor Bima Arya, Gubernur Jawa barat Ahmad Heryawan, Stand Up Comedian dan se­jumlah penyanyi serta presenter televisi.

“Bahkan, produk Unchal sedang diikuti untuk menjadi souvenir PON di Jawa Barat. Saat ini masih dalam tahap pemilihan,” tandasnya.

Tidak sekedar kaos, saat ini Unchal juga meproduk­si aksesoris lain yang berbau Bogor mulai dari gantun­gan kunci, pin, topi, mug, tas, sandal jepit dan lain-lain.

Ia berharap, Bogor ke depannya bisa memiliki sen­tra penjualan oleh-oleh seperti daerah lain. “Kalau di Bali ada Krisna, di Yogya ada Malioboro. Bogor belum punya, masih mencar-mencar,” pungkasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================